"Informasi HPP secara cepat dan akurat perlu dikuasai sehingga melalui pelatihan ini dikenalkan aplikasi Silaba untuk membantu para komunitas UMKM dalam menginput data jenis-jenis biaya hingga menghasilkan informasi HPP per satuan secara real time dan jumlah titik impas (BEP)," terangnya.
Perkembangan industri dan persaingan usaha saat ini, tambah dia,menuntut para pelaku bisnis dapat melakukan perhitungan HPP secara tepat.
Sehingga dapat menentukan harga jual produk atau jasa dengan benar sebagai dasar untuk proses pengambilan keputusan.
Di sisi lain, sebagian besar pelaku UMKM selain mengalami kendala dalam permodalan usaha, juga minimnya pengetahuan dalam menentukan HPP yang dihasilkannya.
Kepala Bidang Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Asep Mulyana menuturkan, paska pandemi UMKM ini belum sepenuhnya stabil.
"Kondisi UKM selepas pasca pandemi covid dan pengaruh inflasi dari kenaikan BBM kondisinya belum sepenuhnya stabil," tuturnya.
Ia sangat bersyukur dengan adanya kegiatan ini, karena dapat meningkatkan SDM UMKM di Kabupaten Garut.
"Alhamdulilah kami sangat bersyukur, khususnya Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Garut sebagai bentuk kepedulian dari akademisi IPB University untuk lebih meningkatkan SDM pelaku UMKM, khususnya tentang tatakelola keuangan," jelasnya.