”Hingga apabila (tembok) Ya’juj dan Ma’juj dibukakan, maka mereka akan turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi.”
Begitu muncul dua bangsa kejam ini adalah tanda-tanda kiamat segera tiba.
Tapi keberadaan Ya’juj dan Ma’juj membuat banyak orang penasaran. Pernah sampai ada ekspedisi khusus menelusuri letak lokasi benteng pembatas ke dunia mereka.
Pegunungan Qoqaz, Kaukasus sempat ramai disebut-sebut sebagai tempat keberadaannya benteng pemisah yang dibuat Raja Zulkarnain.
Kontur pegunungan itu memanjang tanpa celah sepanjang 1.200 kilometer. Mulai dari laut Hitam hingga Kaspia.
Di antara bentangan pegunungan itu ada celah sepanjang 100 meter. Celah itu dikenal dengan nama Darial.
Posisinya di negara Georgia.
Para peneliti menduga di sana lokasi dinding pemisah Ya’juj dan Ma’juj yang dibangun Raja Zulkarnain.
Sosok Ya’juj dan Ma’juj ada yang dideskripsikan berwajah lebar dengan mata sipit seperti bangsa Mongol atau bangsa At-Turk.
Sehingga lokasi tembok pemisah disebutkan ada di kawasan Distrik Hissar Uzbekhistan yang jaraknya 120 kilometer dari sebelah tenggara Bukhara.
Pada kawasan itu ada celah sempit di antara gunung-gunung batu. Posisinya di koordinat 38°N dan 67°E. Tepatnya di antara Turkestan ke India jalur utamanya.
Tapi Buya Yahya pimpinan Pondok Pesantren Al Bahjah Cirebon menepis keras dugaan Ya’juj dan Ma’juj sebagai bangsa Mongol atau China.
Alasan Buya Yahya, ”Bukan orang Mongol. Bukan orang China. Di China juga banyak orang-orang China yang beriman, orang baik banyak,” tegasnya.
Ya’juj dan Ma’juj tandas Buya Yahya adalah rombongan khusus anak Adam yang nanti akan datang dalam jumlah yang banyak sekali.