Legenda Inter Milan: Lionel Messi Memenangkan Ballon d'Or Sebuah Lelucon, Haaland Lebih Pantas Mendapatkannya

Kamis 02-11-2023,05:00 WIB
Reporter : Ahmad Faisal
Editor : Ahmad Faisal

RADARTASIK.COM – Pemain Legenda Inter Milan, Lothar Matthaus menyebut: “Lionel Messi memenangkan Ballon sebuah lelucon, Haaland lebih pantas mendapatkannya” saat berbicara kepada Sky Deutschland.

Lothar Matthäus tidak pernah takut untuk mengatakan apa yang ada di pikirannya, dan kali ini ia mengomentari pemberian Ballon d'Or 2023 kepada Lionel Messi yang dianggapnya sebagai sebuah lelucon. 

Menurutnya, Lionel Messi tak pantas mendapatkan gelar Ballon d'Or 2023 karena ia menganggap gelar Piala Dunia tidak lebih hebat daripada juara Liga Champions.

"Ia tidak pantas mendapatkan gelar ini," katanya kepada Sky Deutschland dikutip dari media Italia, Tuttomercato.

BACA JUGA:Terungkap 32 Kasus Penyalahgunaan BBM Bersubsidi, 58 SPBU dan 11 Agen LPG se-Jatimbalinus Disanksi

"Piala Dunia jauh lebih berharga daripada yang lain, ini tidak adil. Haaland telah menjadi yang terbaik dalam 12 bulan terakhir. Dia memenangkan gelar penting bersama City dan mencetak banyak gol," tegasnya.

Erling Haaland menutup musim lalu dengan mencetak 56 gol dalam 57 pertandingan dan memenangkan Liga Champions, FA Cup, dan gelar Liga Inggris. 

Namun, ucapan Matthäus sangat mengejutkan mengingat ia memenangkan Ballon d'Or pada tahun 1990 setelah berhasil membawa Jerman menjadi juara Piala Dunia di Italia.

BACA JUGA:Lahan Puso Akibat Kemarau Panjang di Kabupaten Garut Capai 144 Hektare

Sepanjang karirnya, Lothar Matthäus mencetak 204 gol dalam 782 pertandingan dan pada tanggal 14 Desember 2020 masuk dalam "Tim Impian Ballon d'Or" bersama dengan bintang dan legenda sepak bola dunia lainnya.

Matthäus dikenal sebagai pemain legenda Inter Milan ketika memutuskan pindah dari Bayern Munchen ke Serie A pada tahun 1988. 

Ia bergabung dengan Inter Milan asuhan Giovanni Trapattoni bersama rekan setimnya di Jerman Barat, Andreas Brehme, dan membawa Nerazzurri meraih scudetto ke-13. 

Ketika dia bergabung, Inter Milan tidak meraih scudetto dalam delapan tahun, dan tanpa meraih trofi dalam tujuh tahun terakhir. 

Trapattoni, yang saat itu telah melatih Inter Milan selama dua tahun, menjadi harapan terbaik fans Nerazzurri karena tangan dinginnya selama di Juventus menghasilkan 13 gelar.

Dalam dua musim pertamanya di Inter Milan, Trapattoni membawa Nerazzurri  finis ketiga dan kelima dan membuat langkah menuju kejayaan di masa depan dengan mendatangkan Brehme dan Matthaus dari Bayern Munchen. 

Kategori :