Pasukan tentara Jepang yang dipimpin Kolonel Toshinari Shōji memutuskan menyerbu garis pertahanan Belanda sebelum pasukan Belanda siap untuk melawan.
Pasukan Jepang mendapatkan dukungan dari Angkatan udara dan didukung kualitas prajurit yang lebih baik, ahirnya Jepang merebut titik-titik pertahanan Belanda tersebut.
Dalam 3 hari pertempuran dari 5 hingga 7 Maret 1942, lokasi pertempuran paling sengit terjadi di benteng pengintai Belanda di perlintasan Ciater.
Di benteng tersebut ada sekitar 9.000 tentara Belanda yang dipimpin Mayor Jacob Pesman.
Mayor Jacob Pesman dan pasukannya berusaha keras menahan laju serangan Jepang yang datang dari arah Kalijati, Subang, tempat Jepang mendarat dan merebut lapangan udara penting.
Hingga akhirnya pada 7 Maret 1942, benteng pengintai di perlintasan Ciater jatuh ke tangan Jepang.
Terlebih Mayor Pesman tewas dalam pertempuran.
Setelah benteng pengintai di jalur perlintasan Cianter Subang jatuh ke Jepang, maka menuju Bandung dari arah Lembang terbuka lebar bagi Jepang.
Tak memerlukan waktu lama, dalam hitungan jam, Jepang merebut Lembang yang menjadi markas besar tentara Belanda.
Kekalahan Belanda di Perlintasan Ciater menjadi salah satu faktor Pemerintah Hindia Belanda menyerah kepada Jepang pada tanggal 8 Maret 1942.
Berita ini telah tayang di radarmukomuko.disway.id dengan judul, Perlintasan Ciater, Jepang Kalahkan Belanda, Sejak Itu Belanda Akhiri Kekuasaan di Indonesia