Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tasikmalaya Ivan Dicksan menuturkan, berdasarkan laporan dari Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3), terdapat sekitar 427 hektare lahan pertanian yang berpotensi terdampak kekeringan akibat kesulitan air.
"Saya sudah minta DKP3 dan kecamatan untuk mendata sumber air terdekat. Itu bisa dimanfaatkan. Tinggal bagaimana penyalurannya nanti ditindaklanjuti," tuturnya.
Kepala DKP3 Kota Tasikmalaya, Adang Mulyana menambahkan, berdasarkan laporan sementara sudah ada sekitar 12 hektare lahan sawah yang mengalami puso.
Namun, ia menilai sebagian lahan itu sudah terdaftar dalam program Asuransi Usaha Tanaman Padi (AUTP).
"Kita memang sedang gencar melakukan program asuransi. Sudah ada sekitar 2.000 hektare lahan pertanian dari total keseluruhan lahan pertanian di kita ada 5.600 hektare yang diasuransikan," tambahnya.
Sebagai upaya mengantisipasi gagal panen, jelas Adang, pihaknya juga terus memastikan agar saluran irigasi tetap aman.
Menurut dia, pemerintah telah melakukan pengecekan saluran irigasi bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy.
"Namun, kebetulan pada musim kemarau ini sedang ada pemeliharaan. Akibatnya ada penjadwalan, sehingga terjadi hambatan air. Mudah-mudahan ini bisa segera ada solusi," jelasnya.
Pihaknya juga sedang menginventarisir ketersediaan pompa air. Pompa itu dinilai dapat mengaliri lahan yang mulai kesulitan air.
"Masalahnya, kami juga harus data sumber yang bisa ditarik sama pompa. Karena beberapa lokasi sawah jauh," pungkasnya.