Abu Iseng sadar kena jebakan Abu Nawas. Kalau diteruskan dia bisa habis uang banyak.
Tanpa permisi Abu Iseng berdiri dan langsung beranjak meninggalkan kedai.
Tak peduli suara riuh tawa kawan-kawannya.
Nah sejak kekalahannya itu, Abu Iseng terus berpikir mencari teka-teki baru untuk mengalahkan Abu Nawas.
Sampai akhirnya dia menemukan satu teka-teki yang diyakini bisa membuat Abu Nawas kalah.
Berangkatlah pagi itu Abu Iseng ke kedai. Di sana Abu Nawas setiap pagi datang untuk sarapan.
Ternyata di kedai Abu Nawas sudah ada. Berkumpul satu meja dengan teman-teman Abu Iseng yang juga langganan kedai itu.
“Kebetulan Abu Nawas ada. Kita lanjutkan adu tebak-tebakan yang dulu,” ujar Abu Iseng sambil berjalan ke meja Abu Nawas.
“Ada apa lagi kamu Abu Iseng. Belum cukup kekalahan?” kata Abu Nawas.
“Sudah jangan bahas yang sudah lalu. Sekarang saya ada tantangan untuk kamu Abu Nawas,” timpal Abu Iseng.
“Boleh. Asal jelas berapa hadiahnya kalau aku berhasil dengan tantanganmu?” balas Abu Nawas.
“100 dinar. Tapi kalau kamu gagal harus bayar ke saya 100 dinar juga,” tegas Abu Iseng.
Abu Nawas setuju.
Abu Iseng kemudian memanggil pemilik kedai, seorang wanita separuh baya.
Para pelanggan kedai itu memanggil wanita tersebut dengan sapaan Umi.
“Ada apa tuan Abu Iseng kok memanggil saya,” tanya Umi sambil datang menghampiri.