Lokasi strategis ini dianggap sebagai pintu gerbang bagi ekosistem perdagangan energi melalui koridor Singapura - Indonesia, yang berkontribusi sekitar 30 - 35% dari aliran perdagangan global untuk minyak dan LNG.
Terminal ini juga menjadi pelopor dalam menerapkan faktor ESG dan konsep karbon netral dalam setiap tahap pembangunan, mulai dari konstruksi hingga operasional.
Dari segi teknologi, terminal ini akan menggunakan sistem digital untuk pengelolaan yang lebih modern dan efisien.
PIS akan memasang teknologi terdepan guna menjalankan terminal ini dengan standar tertinggi dalam hal efisiensi, keamanan, keandalan serta tentunya dengan emisi yang lebih rendah.
BACA JUGA: Jasad Pria Tanpa Identitas di Pinggir Jalan Tasikmalaya Dikenal Warga Bernama Wawan
Direktur Strategi, Portofolio dan Pengembangan Usaha Pertamina A Salyadi Saputra memaparkan terminal ini nantinya akan mendukung ketahanan energi nasional, dan berada di kawasan Kalibaru, Jakarta Utara.
CEO PIS Yoki Firnandi menjelaskan lebih lanjut bahwa persiapan pembangunan Jakarta Integrated Green Terminal telah berjalan, di mana studi awal pengembangan konsep terminal baru ini sudah selesai dilakukan.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menambahkan pembangunan Jakarta Integrated Green Terminal mendukung program pemerintah terkait pencapaian Net Zero Emission.
”Sebagai salah satu green terminal yang akan dibangun, Pertamina mengaplikasikan teknologi terbaru dengan sistem digital yang lebih modern dan efisien serta mengedepankan prinsip-prinsip keberlanjutan dan ramah lingkungan (ESG),” ujar dia seperti dilansir laman resmi Pertamina.