Jika biasanya curah hujan berkisar 20 mm per hari, kata dia, maka pada musim kemarau ini angka tersebut menjadi sebulan sekali atau bahkan tidak ada hujan sama sekali.
”Puncak kemarau kering ini diprediksi akan terjadi di bulan Agustus hingga awal bulan September dengan kondisi akan jauh lebih kering dibandingkan tahun 2020, 2021 dan 2022,” terangnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Purworejo Yuli Hastuti mengapresiasi adanya SLI, khususnya bagi para petani jeruk. Kabupaten Purworejo pernah terkenal sebagai sentra produksi buah jeruk, terutama dari wilayah Kecamatan Bayan.
Buah jeruk dari Purworejo memiliki kualitas yang baik dan banyak diminati oleh pasar lokal maupun nasional.
BACA JUGA: Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto Lantik Pejabat Administrator dan Pejabat Pengawas
Kegiatan SLI tersebut diikuti puluhan petani jeruk serta para penyuluh pertanian. Hadir langsung antara lain Anggota Komisi V DPR RI Sujadi.
Anggota DPRD Jateng M Zaenudin. Wakil Bupati Purworejo Yuli Hastuti. Ketua DPRD Purworejo Dion Agasi Setyabudi. Forkopimcam Bayan. Sementara Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo hadir secara virtual.