Wacana Prof. Sedyatmo itu ditolak. Faktor utamanya alasan penolakan berkaitan mitologi Dahyang Sidhimantra.
Dahyang Sidhimantra dalam mitologi itu sengaja memutus Pulau Bali dengan Jawa.
Mitos lainnya kenapa pembangunan Jembatan Jawa-Bali dilarang tujuannya menyaring hal-hal negatif dari luar Pulau Bali.
Tanpa terhubung dengan Pulau Jawa maka Pulau Bali dengan sendirinya akan lebih lebih mudah diawasi.
BACA JUGA:KH Asep Abdulah Ditetapkan Menjadi Pelaksana Tugas Ketua Umum MUI Kota Tasikmalaya
Selain itu ada sejumlah hal yang merisaukan yang berkembang di lingkungan masyarakat Pulau Dewata.
Jika pulau Jawa terhubung dengan Pulau Jawa lebih banyak dampak buruknya yang akan dialami rakyat pulau impian turis mancanegara itu.
Atas alasan itulah sampai saat ini pembangunan Jembatan Jawa-Bali masih sulit terealisasikan pembangunannya.
Penghalangnya salah satunya karena faktor agama dan budaya, geografis, serta ketentuan Pemerintah Provinsi Bali sendiri.
BACA JUGA:Wow 191 Ribu Ponsel Akan di Shutdown Buntut IMEI Ilegal, Polisi Akan Lakukan Sosialisasi
Di seluruh Indonesia masyarakat Bali sangat terkenal teguh dalam memegang adat. Pesan-pesan leluhurnya sangat erat dirawat oleh warga Pulau Dewata.
Mereka sangat mempercayai dampak mengerikan akan terjadi jika Jembatan Jawa-Bali membuat dua pulau tersambung.
Dalam keyakinan dan berdasarkan mitos-mitos, menurut warga pulau itu sudah ditakdirkan terpisah dari pulau Jawa.
Pulau Jawa dan Bali terhubung menurut keyakinan mereka, budaya Bali akan rusak. Keyakinan tersebut sudah demikian mengakar menjadi legenda yang diyakini rakyat Pulai Bali.
BACA JUGA:Nasi Lemak Spesial dengan Larangan Aneh, Ternyata Ini Alasannya!
Terutama mereka yang masih memegang teguh kebudayaan dan adat istiadat peninggalan leluhurnya.