Saking banyaknya rakyat yang diundang mereka agar berdesakan. Termasuk kawan-kawan Abu Nawas yang menantang keberanian Abu Nawas memantati baginda raja.
Karpet tidak muat lagi sehingga sebagian ada yang duduk di tanah.
Abu Nawas termasuk yang diundang untuk hadir di pertemuan itu. Apalagi dia selain penyair juga merupakan penasehat khusus Baginda Raja Harun Al Rasyid.
Tetapi dia tidak awal datangnya Sebab sengaja memperlambat ke pertemuan. Setiba di tempat pertemuan, Abu Nawas sudah tidak kebagian duduk di karpet. Klik di sini untuk Kisah Lucu Abu Nawas selanjutnya.
Akhirnya dia memilih duduk di barisan belakang. Namun posisinya masih bisa jelas melihat ke arah baginda raja.
Di depan mereka sudah duduk Baginda Raja Harun Al Rasyid yang terlihat seperti ada yang dicari. Pandangannya menyapu ke yang hadir.
Tampaknya baginda raja masih menunggu seseorang.
“Abu Nawas kok belum terlihat. Kemana dia ya?” tanya raja.
Rupanya baginda menunggu Abu Nawas. Sebagai penasehat raja harusnya dia duduk di depan dekat baginda raja.
“Hamba di sini tuanku baginda raja,” seru Abu Nawas mengacungkan tangan sambil tetap duduk.
Raja mencari sumber arah sumber suara Abu Nawas. Begitu terlihat kaget baginda raja melihat penasehatnya di belakang dan duduk di lantai.
“Abu Nawas kenapa duduk di belakang? Di lantai lagi, ayo pidah ke depan yang ada karpetnya,” perintah baginda raja.
“Terima kasih tuanku. Hamba di sini saja. Sudah ada karpet kok,” jawab Abu Nawas.
Raja menganggap itu basa-basi Abu Nawas saja. “Ayo Cepat duduk di karpet Abu Nawas,” desak baginda raja.
Namun Abu Nawas tetap tidak mau pindah dengan alas an sudah duduk di karpet.
“Apa maksudmu Abu Nawas. Aku lihat kamu duduk di pasir. Mana karpetnya?” tanya baginda raja lagi.