Tujuannya agar pawang gajah tidak berkelit jika dirinya berhasil membuat gajah mengangguk.
Abu Nawas lalu mendekat ke arah gajah pintar dan ajaib itu.
Abu Nawas kini yakin kalau gajah itu benar-benar memahami bahasa manusia.
“Saya akan ajukan dua pertanyaan ke gajah milik Anda,” kata Abu Nawas ke sang pawang.
“SIlahkan. Jangan banyak bicara. Buktikan saja kemampuanmu,” ketus pawang.
Abu Nawas makin mendekat ke gajah.
“Hai gajah, kamu tahu siapa aku?” teriak Abu Nawas.
Gajah menggeleng.
Sang Pawang tertawa merasa menang.
Orang-orang pun yang berkerumun ikut tertawa. Merasa pertanyaan Abu Nawas konyol.
Abu Nawas tidak terpengaruh. Dia makin merapat ke badan gajah.
Lalu Abu Nawas berteriak, “Hai gajah, apakah tuanmu itu sangat baik kepadamu?”
Gajah tidak bereaksi. Menggeleng tidak, juga mengangguk pun tidak.
Rupanya sang gajah bingung menjawab. Kalau menggeleng majikannya pasti marah. Sebab dipermalukan di depan banyak orang.
“Sekali lagu aku Tanya, apakah tuanmu itu sangat baik kepadamu?” Abu Nawas mengulang pertanyaan dengan nada kencang.
Suasana mendadak hening.