Para prajurit itu geram.
“Sudah, kita tangkap saja pak tua ini. Bawa ke komandan, sudah berani mempermainkan prajurit kerajaan!” perintah prajurit senior.
Akhirnya Abu Nawas pun ditangkap. Tangannya diborgol. Lalu dibawa menghadap komandan mereka.
Sesampainya di tempat komandan, prajurit senior langsung melaporkan masalah itu.
Komandannya Begitu melihat Abu Nawas dibawa anak buahnya senyum saja.
“Lepaskan borgol itu,” perintah komandan dengan suara tenang.
Prajurit-prajurit itu kaget. Tapi menuruti perintah melepas borgol di tangan Abu Nawas.
Komandan mendekati Abu Nawas. “Mohon maafkan anak buah saya, tuan. Mereka tidak tahu siapa tuan,” ujar komandan sambil merunduk hormat. Kilik di sini untuk Lucu Abu Nawas lainnya.
Abu Nawas tersenyum santai.
Para prajurit dari heran berubah jadi kaget melihat sikap dan perlakukan komannya ke pak tua.
Apalagi ketika disebut nama Tuan Abu Nawas. Para prajurit kerajaan itu tahu nama Abu Nawas sebagai penasehat Baginda Raja Harun Al Rasyid.
Namun wajahnya mereka belum pernah melihat. Lemaslah seluruh badan para prajurit itu.
“Maafkan kami Tuan Abu Nawas. Kami tidak tahu tuan,” serempak para prajurit itu berkata dengan nada gemetar.
“Tenang saja. Saya tidak apa-apa kok,” jawab Abu Nawas masih dengan sikap santai dan senyum dikulum.
Abu Nawas sebagai penasehat Baginda Raja Harun Al Rasyid memang sengaja datang ke kota itu. Tentu atas perintah baginda raja juga.
“Begini, saya tidak berniat mempermainkan kalian prajurit kerajaan. Kalian bertanya kepadaku temapt bersenang-senang, ya itu tadi. Kuburan!” tegas Abu Nawas.