Kalau ahli cerita berkisah tentang berbagai hal yang memang sangat menarik didengarkan.
Abu Nawas sebaliknya.
Dia bercerita yang temanya tidak menarik dan diulang-ulang.
“Ada raja semut kerjanya masuk ke telinga kanan manusia. Terus keluar lagi lalu masuk lagi. Terus saja begitu,” Abu Nawas memulai ceitanya.
Awalnya Baginda Raja Harun Al Rasyid menyimaknya.
“Ada raja semut kerjanya masuk ke telinga kanan manusia. Terus keluar lagi lalu masuk lagi. Terus saja begitu,” Abu Nawas mengulang ceritanya.
Baginda Raja masih menyimak.
“Ada raja semut kerjanya masuk ke telinga kanan manusia. Terus keluar lagi lalu masuk lagi. Terus saja begitu,” Abu Nawas kembali mengulang ceritanya.
Raja menghela nafas. Dalam pikirnya, cerita macam apa Abu Nawas ini, dan juga apa menariknya.
Tapi raja terus mendengarkannya berharap ada perkembangan cerita yang diulang-ulang itu.
“Ada raja semut kerjanya masuk ke telinga kanan manusia. Terus keluar lagi lalu masuk lagi. Terus saja begitu,” kembali Abu Nawas mengulang ceritanya.
Mendengar cerita Abu Nawas Begitu melulu timbul rasa bosan dari sang raja. Bahkan mengarah ke rasa jengkel.
Akhirnya Baginda Raja Harun Al Rasyid merasa lelah mendengar cerita Abu Nawas yang bolak-balik itu-itu saja.
Baginda Raja Harun Al Rasyid terlihat menguap merespon kebosannya mendengar cerita muter-muter dari Abu Nawas.
“Sudah, sudah! Aku bosan. Cerita semacam apa Abu Nawas. Muter-muter, bolak-balik. Aku mau istirahat, ceritamu tidak bermutu. Membuat bosan dan ngantuk saja mendengarnya!” ujar raja dengan nada ketus sambil beranjak pergi.
Ya, Baginda Raja Harun Al Rasyid pergi meninggalkan Abu Nawas. Dia menuju ke kamarnya dan langsung merebahkan diri di peraduannya, tidur!