Baginda Raja dan para menteri terlihat tidak tenang. Takut Abu Nawas tidak mampu menjawab.
Mereka semua takut dipermalukan oleh orang asing atheis itu.
Tapi namanya juga Abu Nawas. Dia memang cerdas. Logikanya kuat. Dia sudah memiliki jawaban.
“Begini saudara, kita ibaratkan alam semesta dan seisinya adalah angka. Nah, angka 3 menurut.u berasal dari mana?” kata Abunawas.
“Pertanyaan mudah. Tentu bisa dari angka 3 berasal dari 1+2,” timpal orang asing bangga.
“Ya benar. Kita lanjutkan. Sekarang angka 2 berasal dari mana?”
“Mudah sekali tentu dari angka 1+1 jadi hasilnya 2,” ujar orang asing masih dengan sikap angkuhnya.
“Benar. Sekarang asal angka 1 menurut Anda dari mana?” susul Abunawas.
Mendapat pertanyaan susulan orang asing itu gelagapan. Dia terdiam tidak mampu menjawab.
Abu Nawas kemudian mendekatkan posisi duduknya ke orang asing yang masih terdiam.
“Begini saudara. Anda bertanya siapa pencipta Tuhan maka jawab dulu angka 1 asal dari mana. Anda tidak bisa menjawab kan?”
Malu-malu orang asing atheis itu mengangguk.
“Jadi sama juga ketika Anda bertanya kepada kami tentang Tuhan siapa penciptanya, kami juga tidak bisa menjawab,” tutur Abunawas.
“Dalam agama Islam keberadaan Allah sebagai Tuhan itu Dia Yang Awal dan Dia Yang Akhir. Semoga Anda paham,” tegas Abunawas.
Orang asing yang mengaku atheis kalah argumen oleh kecerdikan Abu Nawas. Dia berdiri dan mohon undur ke Baginda Raja.
Abu Nawas tersenyum-senyum saja melihat orang atheis pergi dengan menanggung rasa malu.