Hal ini terbukti ketika Nabi Ibrahim diperintahkan untuk membawa dan meninggalkan istri dan anaknya yang masih bayi di sebuah lembah sunyi tak berpenghuni serta kering kerontang. Nabi Ibrahim AS dan Siti Hajar yakin kepada Allah.
Begitu juga ketika Nabi Ibrahim mendapat perintah melalui mimpi untuk menyembelih putra tercintanya, Ismail. Baik Nabi Ibrahim, Siti Hajar maupun Ismail semuanya menerima perintah tersebut dan segera melaksanakannya dengan lapang dada tanpa keberatan sedikit pun.
”Itu semua dilakukan karena mereka memiliki hati yang bersih dan tajam,” terang KH Arip.
BACA JUGA:Bakal Gantikan Peran Paolo Maldini di AC Milan, Ini Jawaban Ibrahimovic
Keempat, tidak sombong dan tidak merasa paling benar atas kebaikan yang dilakukan. Nabi Ibrahim yakin bahwa mimpinya itu adalah perintah dari Allah. Namun demikian, beliau tidak merasa paling benar. Beliau menyampaikan terlebih dahulu perintah ini kepada putra tercintanya dan meminta pendapatnya.
Dengan kekuatan keimanan yang dimiliki Ismail sebagai hasil didikan kedua orang tuanya yakni Nabi Ibrahim dan Siti Hajar, maka Ismail langsung menyambut perintah tersebut dengan lapang dada dan dengan rendah hati menyatakan, ”Ayah, laksanakanlah apa yang diperintahkan. Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”
”Semoga kita mampu meneladani keempat prinsip hidup dari keluarga Nabi Ibrahim AS,” harapnya.
Selesai khutbah, dilanjutkan dengan penyembelihan hewan kurban di halaman belakang Pesantren Amanah yang hasilnya didistribusikan kepada warga pesantren dan masyarakat sekitar.