Giancarlo Antognoni adalah mantan pemain sepak bola profesional Italia yang lahir pada 1 April 1954 di Marsciano, Italia.
Ia dikenal sebagai salah satu gelandang terbaik dalam sejarah sepak bola Italia dan menjadi legenda Fiorentina sebelum era Batistuta.
Karir Antognoni dimulai pada tahun 1972 saat bergabung dengan Fiorentina dan menjadi aktor penting ketika meraih gelar Coppa Italia pada tahun 1975 dan 1980.
Legenda Fiorentina ini terkenal karena keterampilan teknisnya, visi permainan, dan kemampuannya dalam mengatur serangan tim dan merupakan pemain tengah yang sangat kreatif dan berbakat.
Karirnya diwarnai dengan beberapa cedera serius yang menghalangi kemampuannya yang terbaik, tetapi ia dianggap sebagai salah satu ikon dalam sejarah Fiorentina dan sepak bola Italia.
Setelah pensiun sebagai pemain, Antognoni terlibat dalam berbagai peran dalam dunia sepak bola, termasuk sebagai direktur teknis dan komentator olahraga.
Antognoni tetap dihormati oleh banyak penggemar sepak bola sebagai salah satu legenda Italia.
Ketika diwawancarai oleh Tuttosport, dia juga mengomentari tentang perpisahan Maldini dan Massara dari Milan.
"Mereka adalah elemen penting Milan bersama Pioli," katanya.
"Orang-orang yang bisa memberikan kontribusi penting dibiarkan di luar, dan saya juga termasuk di dalamnya, begitu juga Totti, Del Piero, atau yang lainnya," pungkasnya.
Giancarlo Antognoni memperkirakan AC Milan akan mengalami masa perubahan yang mengguncangkan selepas kepergian Paolo Maldini.
Ketika Gerry Cardinale, seorang investor Amerika, mengambil alih mayoritas kepemilikan AC Milan, banyak harapan baik muncul di antara para penggemar.
Cardinale berjanji akan mengembalikan Milan ke puncak kompetisi Eropa, namun keputusannya memecat Maldini jelas bukan keputusan yang bisa dibenarkan.
Alasan pemecatan Maldini adalah karena bek legendaris tersebut menginginkan pemilik mendatangkan pemain-pemain besar dari bursa transfer untuk memperkuat skuad.
Maldini melihat kegagalan AC Milan di babak semifinal Liga Champions melawan Inter Milan karena kurangnya pilihan yang memadai di bangku cadangan.