RADARTASIK.COM – Mantan pelatih AC Milan Arrigo Sacchi ungkap alasan Paolo Maldini tidak menghadiri pemakaman Silvio Berlusconi.
Ketidakhadiran Paolo Maldini di pemakaman Silvio Berlusconi menimbulkan keheranan dan memancing pertanyaan publik.
Absennya Maldini dalam pemakaman tersebut terlihat aneh, mengingat hubungan yang erat antara mereka selama Berlusconi menjabat sebagai presiden AC Milan dari tahun 1986-2017 silam.
Di bawah kepemilikan Berlusconi, Maldini dianggap sebagai salah satu anak emasnya, menikmati hak istimewa yang bahkan melampaui Franco Baresi.
BACA JUGA:TERNYATA! Uang Tabungan Siswa di Pangandaran Dipinjam Guru
Menurut Adriano Galliani, mantan CEO AC Milan, Maldini adalah satu-satunya pemain yang tidak pernah bernegosiasi kenaikan gaji dengannya.
“Ini adalah sesuatu yang akan selalu saya ingat. Tidak seperti Franco Baresi, yang menjadi kapten abadi, dalam 31 tahun karir saya, saya selalu bernegosiasi kontrak gaji dengan semua pemain kecuali satu: Capitano,” kata Galliani seperti dikutip oleh SempreMilan.
“Capitano mendapatkan kehormatan dan hak istimewa untuk langsung berkomunikasi dengan Berlusconi, tanpa melalui saya. Dia mencapai kesepakatan dengan Presiden Berlusconi," lanjutnya.
“Kemudian mereka memberi tahu saya jumlahnya, dan saya hanya tinggal mengetikkannya," jelasnya.
Bukan hanya Maldini yang tidak hadir dalam pemakaman Berlusconi, beberapa mantan pemain AC Milan lainnya, seperti Carlo Ancelotti, Clarence Seedorf, Andriy Shevchenko, serta trio Belanda Frank Rijkaard, Ruud Gullit, dan Marco van Basten juga tidak terlihat di acara tersebut.
Ketidakhadiran para mantan pemain terkemuka ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti jadwal yang padat, kewajiban atau tanggung jawab yang tidak dapat ditunda, atau masalah pribadi yang menghalangi kehadiran mereka.
Namun, Arrigo Sacchi, mantan pelatih AC Milan, memberikan alasan yang berbeda mengapa Paolo Maldini tidak hadir.
Sacchi awalnya memuji Berlusconi dan menceritakan keheranannya ketika direkrut menjadi pelatih AC Milan.
"Berlusconi adalah seorang presiden besar dan seorang pria besar. Ketika mereka merekrut saya, saya berkata kepadanya dan stafnya, 'Entah kalian jenius atau kalian gila'," ucap Sacchi.