Merasa Kabayan tidak melihatnya pelan-pelan mendekat ke arah karung.
Ternyata, Abah masuk ke dalam karung itu. Meniru Kabayan menantu borokokok waktu kemarin.
Abah rimbunkan bagian kepala dengan tumpukan kacang koro.
Sialnya, Kabayan menantu borokokok itu tidak mudah dikecoh. Sejak mengerjai mertuanya memanggul dirinya dalam karung, Kabayan waspada.
Begitu Abah pamit mau ada keperluan dan menyuruh dirinya membawa pulang karung, Kabayan merasa ada yang tidak beres.
BACA JUGA:Minggu Depan CitiLink Mulai Mengudara? Layani Rute Perjalanan Tasik-Jakarta, Ini Kata PJ Wali Kota
“Heuheuheu si Abah,” gumam Kabayan dalam hatinya melihat Abah masuk karung.
Sambil terus memetik kacang koro Kabayan menantu borokokok berpikir lagi untuk mengerjai mertuanya.
Dasar Kabayan menantu borokokok, akhirnya dia menemukan ide konyol. Senyum-senyum saja sendiri membayangkan mertuanya saat dikerjain.
Waktunya pulang Kabayan membawa hasil panennya ke rumah. Tak lam dia sudah kembali ke kebun.
Dia menghampiri karung milik Abah dekat rumpun pisang.
“Aduh banyak begini hasil petikan Abah. Bakal berat atuh memikulnya,” ujar Kabayan sengaja mengeraskan suaranya.
Abah yang meringkuk di dalam karung sudah senyum-senyum.
“Rasakan pembalasanku Kabayan menantu borokokok siah!” bisik Abah.
Tak lama Abah merasakan badannya terangkat.