Anggota Komisi II DPRD Kota Tasikmalaya M Rijal AR Sutadiredja juga kecewa melihat kawasan Pedestrian Cihideung jadi area perdagangan.
Menurut dia menggerakkan roda perekonomian bukan hanya soal pedagang saja. “Ketika kawasan itu indah dan bernilai pariwisata juga bisa jadi mendorong perekonomian, bahkan PAD (Pendapatan Asli Daerah),” tegas Rijal.
Rijal mengajak semua berpikir obyektif. Dewan bukan tidak peduli terhadap lapak PKL di Cihideung.
Tetapi dari aspek kemanfaatannya terlalu banyak yang dikorbankan jika Pemkot mengalah.
“Sesuaikan saja dengan rencana awal, prioritaskan kepentingan yang lebih besar,” desak Rijal.
Politisi lainnya H Denny Romdony dari komisi II DPRD Kota Tasikmalaya menganggap nilai proyek penataan kawasan Pedestrian Cihideung RP 11 miliar jadinya mubazir.
“Ini menunjukkan lemah dan kurang maksimalnya analisis master plan secara komperhensif. Relolasi PKL tidak disiapkan dan booth yang direncanakan bukan solusi jangka panjang,” nilai Denny Romdony.
Pria yang akrab disapa Kang Udeng ini juga mengkritisi masalah parker kendaraan.
“Area parkir bagi pengunjung toko dan bongkar muat tidak disiapkan. Apalagi toko butuh akses untuk bongkar muat barang,” kritik Kang Udeng.
Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya H Agus Wahyudin pun sampai geleng-geleng kepala melihat keruwetan kawasan Pedestrian Cihideung.
Awal penataan kata Agus, dirinya salut karena tidak ada penolakan. Pemkot sendiri soal PKL dan parker mengatakan sudah menyiapkan alternatifnya.
“Fokus saja ke konsep awal. Waktu itu PKL juga sudah ada perencaannya. Tinggal nanti kita evaluasi kalau perlu ada tambahan,” tegas Agus yang digadang-gadang sebagai kandidat wali kota ini.
Penilaian pedas atas kondisi kawasan pedestrian Cihideung dilontarkan Ketua Bussines Development Centre (BDC) Amanah Sukapura Beng Haryono.
Menurut Beng Haryono penataan kawasan Pedestrian Cihideung omong-kosong saja.
“Pemberdayaan pemerintah kepada PKL selama ini tidak berjalan. Bagaimana mau menata kalau tidak ada upaya pemberdayaan kepada PKL-nya?” sindirnya.
Analisa dari akademisi disampaikan Warek Institut Agama Islam Tasikmalaya Dr Jajang Ramdani S.Pd M.Pd.