“Paduka suami saya sudah meninggal,” ujar istri Abu Nawas dengan air mata berurai.
Awalnya marah tetapi melihat kenyataan Abu Nawas mati Baginda Raja tak kuasa menahan kesedihan.
Apalagi setelah dirinya cek langsung jasad Abu Nawas benar-benar kaku dan tak benafas lagi.
“Paduka ampunkanlah dosa suami saya,” ratap istri Abu Nawas.
Lalu istrinya menceritakan pesan suaminya sesaat sebelum meninggal. Agar mohonkan ampunan dari Baginda Raja karena sudah dijual ke pria kekar di hutan.
Baginda Raja harus mengumumkan di depan orang-orang bahwa Abu Nawas diampuni dan bebas dari semua hukuman.
Mendengar permohonan itu Baginda Raja bersedih. Dia kehilangan Abu Nawas sahabatnya. Niatnya mau menangkap juga bukan untuk menghukum seperti kepada penjahat.
Baginda hanya kesal dengan cara Abu Nawas mengingatkan dirinya. Walaupun akhirnya Baginda Raja jadi tahu masalah sebenarnya yang terjadi di negaranya.
“Baiklah. Saya sebagai raja dengan ini membebaskan Abu Nawas dari segala hukuman,” teriak Baginda Raja di hadapan ratusan orang pengantar jenazah Abu Nawas.
Usia Baginda Raja menyampaikan pengumuman ampunan untuk Abu Nawas, tiba-tiba keranda jenazah bergerak.
Lalu keluarlah Abu Nawas dengan masih terbungkus kain kafan. Sontak melihat kejadian itu orang-orang kaget dan bubar berlarian ketakutan.
Mereka takut karena jenazah hidup lagi.
Sementara Abu Nawas tersenyum-senyum dan mendekat ke Baginda Raja.
Melihat Abu Nawas dengan pakaian jenazah mendekati dirinya, Baginda Raja juga tidak karuan perasaannya.
“Abu Nawas kamu kan sudah mati. Apa kamu hidup lagi?” teriak Baginda Raja dengan suara sedikit bergetar.
Abu Nawas lalu berujar,”Terima kasih Paduka dosa hamba sudah diampuni. Sekarang hamba pamit pulang.”