RADARTASIK.COM – Bek tengah Simon Kjaer tak pikirkan Osimhem saat AC Milan lakoni laga hidup mati ke Stadion Diego Maradona melawan Napoli di babak permpat final Liga Champions.
Menurut Kjer, kembalinya Osimhem di lini depan Napoli bukan hal yang harus dipikirkan oleh satu orang pemain.
Ia lalu menjelaskan Rossoneri akan memilih fokus ke diri senfiri dan tidak akan memikirkan penyerang Nigeria tersebut.
“Ini bukan pekerjaan satu orang tetapi upaya tim. Rasa hormat maksimal, kami hanya memikirkan tentang kami,” kata Kjaer dikutip dari SempreMilan.
BACA JUGA:Keren, Beckham Putra Coba Pecahkan Rekor 32 Tahun Milik Robby Darwis
BACA JUGA:Benarkah Pioli Siapkan Mike Maignan Sebagai Penendang Penalti AC Milan?
Bek tengah AC Milan ini mengaku bahwa mimpinya adalah bermain bersama Rossoneri dan tidak menyangka hanya dalam waktu singkat mereka masuk 8 besar klub terbaik Eropa musim ini.
“Senang berada di Milan, salah satu impian saya sebagai seorang anak. Kemudian jalan yang kami ambil sebagai satu tim dengan pelatih… Saya punya mimpi, tapi saya tidak menyangka akan seperti ini,” akunya.
“Kami telah mengambil begitu banyak langkah, dan salah satu hal yang menurut saya telah membuat begitu banyak perbedaan adalah sudut pandang pelatih,” lanjutnya.
“Setiap hari dia mulai mendorong kami untuk membuat kami lebih baik dan tidak pernah bahagia dengan apa yang telah kami capai,” ujarnya.
BACA JUGA:Data dan Fakta Napoli vs AC Milan: Partenopei Tajam di Kandang, Rossoneri Datang Tanpa Kebobolan
“Itu adalah langkah yang sangat penting. Jika Anda memberi tahu saya tiga tahun lalu bahwa ini akan menjadi jalan kita, maka kita semua akan menandatanganinya. Ini jalan yang bagus,” ucapnya.
Sebagai pemain yang paling berpengalaman di skuad bersama Oliver Giroud, Kjaer mengingatkan rekan-rekannya yang lebih muda ntuk menikmati setiap mmen bersama AC Milan karena karir sepak bola di level atas sangat singkat. “Anda tidak pernah tahu kapan Anda akan memainkan yang lain. Itu adalah malam yang akan tetap bersama Anda sepanjang hidup Anda, baik atau buruk,” tuturnya.
“Itu sebabnya kami bermain sepak bola, untuk emosi dan adrenalin,” tambahnya.