“Dan jika ada masalah untuk lapangan tenis, bayangkan sebuah stadion untuk 60.000 orang,” paparnya.
Situasi seperti ini hanya terjadi di Italia dan mungkin di Indonesia, tetapi bukan hal yang lumrah di Amerika dan membuat
Scaroni sulit menjelaskan situasinya kepada Cardinale.
“Memiliki pemilik Amerika berarti kami harus menerjemahkan kebiasaan kami, yang tidak mudah,” ucap Scaroni.
“Saya berjuang untuk menjelaskan dinamika Italia terkait stadion kepada mereka yang tidak terbiasa dengannya,” keluhnya.
Terkahir, Scaroni menjelaskan perbedaan antara Elliott dan pemilik saat ini.
“Elliott menjadi pemilik Milan karena mereka pernah meminjamkan uang kepada pemegang saham mayoritas sebelumnya,” urainya.
“Kemudian, mereka mengandalkan para profesional untuk membawa keseimbangan ekonomi dan mereka melakukannya dengan cara yang tidak terduga, terutama dalam hasil olahraga,” tambahnya.
“Sekarang, ada fase baru dengan para profesional yang bekerja di klub dan membantu kami melihat ke masa depan dengan optimisme,” jelasnya.
“Dalam sepak bola, ada dua gunung yang harus didaki: hasil olahraga dan keuangan. Mereka terhubung dan kita perlu menemukan keseimbangan,” paparnya.
“Saya tidak pantas mendapatkan gelar itu, kami memenangkannya berkat orang-orang yang mengerjakannya. Secara finansial, kami melakukannya dengan baik,” pungkasnya.