Ada alasan mengapa Marek Janota mementingkan fisik pemain Persib saat itu.
“Marek (Janota) lebih mengandalkan daya tahan waktu itu karena skil individu sudah terasah,” ujar Ajat Sudrajat menerangkan.
Apakah Marek Janota yang membentuk karakter Ajat Sudrajat? “Ya betul. Yang paling dominan (Marek Janota),” akunya.
Pada tahun 1980-1981, kata Ajat, Persib saat itu degradasi.
Kemudian Persib keliling dari daerah ke daerah di Jawa Barat bersama pelatih Marek Janota.
Seperti yang dikatakan legenda hidup Persib lainnya, Robby Darwis, Marek Janota keliling daerah di Jawa Barat untuk mencari pemain jangkung.
Saat itu, kata Ajat Sudrajat, banyak pemain Persib tidak kuat dengan gaya Latihan fisik Marek Janota.
Salah satu pemain Persib yang mundur saat itu adalah Itang.
Sejak saat itu, Persib tidak punya penyerang bagus.
Marek Janota kemudian meminta Ajat Sudrajat menjadi striker.
“Ajat coba kamu main di striker,” kenang Ajat Sudrajat menirukan perintah Marek Janota saat itu.
“Jadi Marek yang menemukan saya main di (posisi) striker,” kenang pemain yang identik dengan nomor 10 di Persib ini.
“Saya tidak tahu main di striker, bagaimana pergerakkan striker itu?” ujarnya.
“Saya kan belum pernah main jadi striker,” kenang Ajat menceritakan perbincangan dengan Marek Janota.
Marek Janota kemudian memberikan gambaran kepada Ajat Sudrajat tentang peran dan filosofi pergerakan seorang striker.
Soal pergerakan seorang striker, Ajat Sudrajat dapat filosofi anak panah dari Marek Janota.