"Harganya berubah-ubah, jadi cek harga pasar dulu, sehingga jadwal untuk penjualan pun tidak tetap. Kalau lagi naik kita jual, kalau lagi turun, kita siimpan dulu saja," ungkapnya lagi.
Iri juga menambahkan bahwa nasabahnya saat ini masih nabung uang.
"Saya tidak memaksa warga untuk menabung di sini, dipersilahkan saja, kalau memamang warga sedang butuh uang dan mau jual sampah ke tempat lain, juga boleh. Sehingga tidak ada paksaan kepada warga."
"Karena di kita kan nabung, kalau nabung kan tidak kontan, hitung-hitung buat simpanan misalnya hari raya, mereka punya simpanan. Kalau yang sudah paham, mereka lebih sadar seperti senanag begitu mau lebaran dapat uang," paparnya lagi.
BACA JUGA:Menjelang Bulan Suci Ramadan Harga Telur Ayam dan Daging Ayam Naik Signifikan di Pasar Singaparna
Dengan adanya Bank Sampah Kilat Buana, kata Iri, ada dampak positif juga dari masyarakat. Selain teredukasi, sedikit demi sedikit masyarakat mulai paham akan pemilahan sampah yang masih memiliki nilai ekonomi dan juga dapat didaur ulang menjadi barang yang bermanfaat.
Ketua Komisi III DPRD Kota Tasikmalaya, Enan Suherlan A.md., S.ThI., S.H., M.M. menyampaikan melalui adanya lomba bank yang sampah yang dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Tasikmalaya diharapkan dapat memberikan motivasi untuk para pengelola bank sampah.
Tujuan diadakan penilaian salah satunya juga untuk melihat seberapa besar keterlibatan masyarakat sekitar dalam pengelolaan sampah dan pemanfaatan bank sampah di sekitarnya.