Sampahmu Bisa Jadi Uang Yuk Nabung di Bank Sampah Kilat Buana

Senin 20-03-2023,19:30 WIB
Reporter : Tina Agustina
Editor : Tina Agustina

KOTA TASIK, RADARTASIK.COM - Memberikan edikasi dan pemahaman kepada msayarakat untuk bisa memilah sampah, ternyata tidaklah mudah.

Tapi harus penuh dengan kesabaran dan konsisten. Itulah yang dirasakan oleh Direktur Bank Sampah Kilat Buana, Iri Sahiri. 

Menjadi Direktur Bank Sampah Kilat Buana dari tahun 2021 lalu, menjadi satu pengalaman berharga bagi Iri.

Selain dapat mengedukasi masyarakat, juga bisa membantu masyarakat untuk menjadikan sampah sebagai barang yang dibuang tapi ternyata dapat dijadikan ladang untuk mencari uang.

BACA JUGA:Pembalap Binaan DAM Cetak Poin di Putaran Pertama OnePrix 2023

"Sekarang sudah ada penambahan nasabah sekitar 100 nasabah dan yang aktif ada sekitar 60 nasabah. Jadi kita juga mengedukasi masyarakat untuk mau menabung di bank sampah."

"Diawalinya dengan edukasi diajarkan dulu memilah sampah yang bisa jadi uang. jadi sampahmu bisa jadi uang, kemudian juga kita menedukasi tentang sampah-sampah lain yang bisa diolah," ungkap Iri saat ditemui di Bank Sampah Kilat Buana yang ada di Cibuntu RT 002 RW 011 Kelurahan Kotabaru Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya.

Selain edukasi pemilahan sampah, Iri juga memberikan pelatihan untuk mengolah sampah yang bisa didaur ulang menjadi berbagai macam barang bermanfaat.

"Karena kami masih baru jadi kami baru nerima penabungan sampah non organik dari warga sekitar. Yang organiknya belum, masih sosialisasi. biasanya warga juga datang ke sini untuk menabung, jadi tidak dibatas waktu, kapan mereka mau nabung," ungkapnya lagi.

BACA JUGA:MAAF! 6 Golongan Masyarakat Tidak Dapat Bansos Ramadan 2023

Belum adanya armada yang mengakut sampah residu, menjadi salah satu penyebab bank sampah yang dipimpin Iri belum menerima sampah yang mengandung residu.

"Untuk sementara kami belum berinovasi bikin pupuk organik atau eco enzim, tapi kalau untuk pelatihan magot sudah ikut," tambahnya.

Pengelolaan Bank Sampah Kilat Buana juga dikelola bersama denga Karang Taruna di ke-RWan setempat. Akan tetapi kendalanya adalah banyak pengelola yang mengundurkan diri dikarenakan ada yang sekolah ada juga yang bekerja keluar dari kampung. Sehingga masih kesulitan untuk bisa menemukan waktu berkumpul.

Satu kali angkut untuk sampah yang sudah terkumpul sekitar satu mobil bak kecil atau sekitar 3 kwintal sampah yang dijual ke pengepul. Untuk penjualan, kata Iri, biasanya melakukan kroscek harga terlebih dahulu, dikarenakan harga penerimaan sampah yang sudah dipilah tidak sama.

BACA JUGA:Jelang Bulan Ramadan, Warga di Kota Banjar Ngikis Makam Dalem Margayuda

Kategori :