TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Setelah diresmiman Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, pengelolaan Gedung Creative Centre (GCC) di Dadaha hingga kini tak kunjung ada kejelasan. Namun setelah dilangsungkan Focus Group Discussion (FGD) yang diinisiasi Tasik Crearive & Innovation Commitee (TCIC) muncul gagasan pengelolaan GCC Kota Tasik condong diswastanisasi.
Menyikapi pengelolaan GCC Kota Tasik, Kamis 16 Marer 2023 sore dilakukan pembahasan mulai peran dan fungsi yang diinisiasi Crearive & Innovation Commitee (TCIC). Hadir juga beberapa panelis.
"Intinya kita tak mencari kambing hitam. Tapi mencari solusi pengelolaan GCC ini. Biasanya kalau gedung yang dikelola pemerintah banyak kekurangan dan kendala," ujar Kadisporabudpar, Deddy Mulyana usai FGD.
"Karena di GCC ini katanya orang-orang kreatif dan inovatif, berarti kita harus ada solusi untuk pengelolaan gedungnya. Kalau kita mengurut proses ke depannya pasti lambat," sambungnya.
BACA JUGA:Hanya dengan Cara Daftar Generasi Maju SGM Bunda Bisa Dapatkan Informasi ini
Karena, terang dia, Gubernur Jabar Ridwan Kamil setelah peresmian GCC ini ada kegiatan.
"Ini jadi PR bagi kami juga. Saya terus terang kalau mengandalkan anggaran dari APBD, ini tak akan berjalan," terangnya.
Dia mencontohkan, seperti usulan dari Rukmini Yusuf Affandi, seninam lukis yang menjadi salah satu panelis dalam FGD tersebut.
"Bu Rukmini ingin ada pameran lukisan di sini, tapi peralatannya untuk bisa dipajang, baru cukup untuk 30 lukisan. Minimal kan di sini 50 lukisan. Jadi kurang peralatannya. Berarti itu jadi pemikiran untuk kami," bebernya.
BACA JUGA:Rencana Wisata Citanduy Waterway, Kepala BBWS: Butuh Kajian Lebih Dalam
Maka untuk pengelolaan ke depan, pihaknya harus mencontoh daerah lain yang sudah berjalan dalam mengelolaa GCC. Apakah diswastanisasi, atau dikelola pemerintah.
"Kalau diswastanisasi nantinya seperti KSO. Mau 10 tahun atau 20 tahun harus ada PAD-nya. Terserah siapa yang mengelola yang penting sudah komitmen. Kalau saya sendiri inginnya diswastanisasi. Tapi Dadaha semuannya lah. Termasuk parkiran, pengelolaan gedungnya dan lainnya," tegasnya.
Pria yang akrab disapa Deddy Otoy ini menambahkan, jika pengelolaan GCC Kota Tasik mengandalkan anggaran pemerintah, saat ini belum cukup mampu. Sementara anggaran di Dinas Pariwisata saja dinilai minim.
"Seperti untuk bangunan GOR dan GKKT saja, kita harus berifikir kalau mau ganti lampu. Karena tak diberi anggaran untuk pemeliharaan. Tetapi kan harus diganti. Karena kita kan memungut retribusi. Berarti yang memakai harus difasilitasi," tambahnya.
BACA JUGA:Warga Kampung Cibuyut Buat Pagar dari Sampah Botol Bersama Bank Sampah Cikal