Kandungan nutrisi yang tinggi pada kelor seperti protein, vitamin dan mineral dapat membantu mengatasi kekurangan gizi dan memenuhi kebutuhan nutrisi masyarakat setempat.
Setibanya di Kupang, Menkes sempat mencicipi pangan olahan dari kelor, mulai dari biskuit, bubur, teh hingga roti.
”Jadi kita akan menjadikan kelor sebagai salah satu makanan tradisional dan herbal Indonesia. Kita akan riset secara formal. Kita dukung risetnya supaya bisa diterima di kalangan internasional,” tutur Budi.
Mengenal Tanaman Kelor
BACA JUGA: Tips Cara Aman Menghindari Bahaya di Jalan Raya, Salah Satunya Gunakan Perlengkapan Berkendara
Dikutip dari laman Direktorat Jenderal Pelayanan Kemenkes bahwa kelor dalam bahasa latin dikenal dengan nama moringa oleifera.
Tanaman kelor merupakan jenis tanaman tropis yang sangat mudah dikenali dari ukuran daunnya yang kecil-kecil.
Tidak hanya itu, pohon kelor sangat mudah bertumbuh pada tanah yang bisa dikatakan tidak terlalu subur.
Sejak dahulu kelor sudah digunakan baik untuk pengobatan tradisional, jamu maupun dalam ritual yang berbau mistis.
BACA JUGA: Jelang Ramadan, Harga Bahan Pokok di Pasar Tradisional Pangandaran Mulai Merangkak Naik
Faktanya daun kelor memang banyak mengandung zat yang sangat baik untuk tubuh.
Bahkan, WHO menobatkan pohon kelor sebagai miracle tree. Itu setelah Organisasi Kesehatan Dunia menemukan manfaat penting daun kelor.
Lebih dari 1.300 studi, artikel dan laporan telah menjelaskan tentang manfaat kelor dan kemampuannya dalam penyembuhan penyakit dan masalah kekurangan gizi.
Sejumlah penelitian menunjukkan hampir setiap bagian kelor mulai daun, batang hingga akar memiliki khasiat penting bagi manusia.