TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Film berjudul The Dancing Blue adalah sebuah film psikologi triler karya anak muda Tasikmalaya ini menceritakan perjalanan hidup dan perjuangan seorang wanita muda bernama Gina.
Gina sedari kecil harus berjuang sendirian. Karena kedua orang tuanya meninggal dunia. Lalu, Gina masuk panti asuhan.
Di sana, Gina kecil diadopsi sebuah keluarga. Sang ayah angkat mendidiknya dengan keras. Sering kali dia mengalami perlakukan yang kasar.
Setelah dewasa, Gina bekerja. Tinggal seorang diri di sebuah rumah. Setiap malam tiba, Gina selalu melukai dirinya sendiri sambil duduk di sebuah kursi penyiksaan.
BACA JUGA:Ruas Tol Sayung – Demak Mulai Bertarif, Simak Besarannya di Sini
Film berdurasi 40 menit tersebut adalah buah karya anak muda Tasikmalaya. Gina sebagai tokoh utama diperankan Dwynna Win Gunawan.
Film yang digarap sutradara Germiet Andriansyah ini, Senin 27 Februari 2023 sore mulai premiere di Gedung Creative Center (GCC) Dadaha, Kota Tasikmalaya.
Film The Dancing Blue digarap sutradara Germiet Andriansyah, Senin 27 Februari 2023 sore mulai premiere di Gedung Creative Center (GCC) Dadaha, Kota Tasikmalaya.- Rezza Rizaldi-radartasik.disway.id
"Film ini dikerjakan 3 hari secara marathon dan mengambil lokasi gambar 95 persen di Tasikmalaya. Ada sekitar 5 persen lah diambil di wilayah perbatasan Ciamis-Banjar," ujar Germiet usai premiere.
Bagi Germiet, The Dancing Blue adalah film pertama yang disutradarainya. Proses pengerjaannya dimulai bulan Februari 2022. Setelah melalui proses editing dan lainnya, akhirnya film tersebut mulai premiere tadi sore.
"Observasi film ini sebenarnya dari 2019. Lalu kita melakukan riset dan mulai produksi di Februari 2022. Selama itu prosesnya," terangnya.
BACA JUGA:Orang Meninggal Masih Masuk Daftar Pemilih? Begini Langkah KPU Kota Tasikmalaya
Beber dia, The Dancing Blue ini ingin menyampaikan pesan kepada penonton terkait keresahan dirinya karena saat ini banyak terjadi self-diagnosis di media sosial.
Self-diagnosis merupakan seseorang terkena penyakit berdasarkan pengetahuannya sendiri. Self-diagnosis membahayakan kesehatan seseorang jika dalam mengambil metode pengobatan yang salah.
Selain membahayakan kesehatan, juga dapat mempengaruhi kesehatan mental yang menyebabkan kecemasan berlebihan.