JAKARTA, RADARTASIK.COM – Pemerintah akan mempercepat konversi pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU batu bara menjadi pembangkit listrik rendah emisi.
Apakah PLTU batu bara pensiun dini? Dalam beberapa kesempatan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menjelaskan program pemerintah berkaitan dengan transisi energi.
Salah satunya adalah rencana penghentian operasi pembangkit tenaga listrik tenaga batubara. ”Kita akan lakukan secara bertahap dan dimulai segera,” ungkap dia.
Kamis 16 Februari 2023 pun, Arifin Tasrif telah meresmikan kantor sekretariat tim kerja Just Energy Transitions Partnership (JETP).
BACA JUGA: KEREN, Wuling Alves Dibekali 3 Kategori Fitur ADAS: Perintah Suara Canggih Berbahasa Indonesia
BACA JUGA: WOW KEREN PISAN, Pisang Goreng Jadi Camilan Gorengan Nomor Satu di Dunia
Tim ini siap bekerja merealisasikan kerja sama pendanaan transisi energi. Salah satu tugas Tim Kerja JETP adalah 6 bulan ke depan adalah menyelesaikan roadmap PLTU batu bara pensiun dini.
Menteri ESDM memastikan memensiunkan dini PLTU batu bara tidak rugikan pemilik pembangkit.
”Timeline penghapusan PLTU akan kita buat. Menunya sudah ada. Nanti dipilih mana-mana dulu yang paling aplikable, paling implementable. Nanti jika sudah dipensiunkan akan diganti dengan pembangkit listrik dengan energi yang lebih bersih,” ujar dia, Jumat 17 Februari 2023.
Untuk menentukan PLTU mana yang akan dipensiunkan, ia mengatakan pemerintah akan memilih PLTU yang berada di wilayah produksi listriknya berlebih yang sudah tidak efisien dan pembakaran yang sudah tidak sesuai spek awal.
BACA JUGA: KEREN, Suzuki S-Presso Makin Aman dan Efisein dengan Penambahan Fitur dan Penggunaan Mesin Baru
BACA JUGA: Sentuh Grassroot, Penyaluran Kredit Mikro BRI Tumbuh 13,92% Capai Rp 551,26 Triliun
”Nanti akan dipilih wilayah mana yang produksi listriknya yang berlebihan, unit yang sudah tidak efisien karena yang tidak efisien juga konsumsi bahan bakarnya pasti boros, kalau pembakarannya sudah tidak seperti awalnya otomatis energi yang dihasilkan juga tidak lagi seoptimal pada awalnya,” ungkap dia.
Indonesia mendapatkan komitmen pendanaan USD 20 miliar atau sekitar Rp 302 triliun (kurs Rp15.100) dalam program JTEP dari sejumlah negara maju.
Pendanaan itu beragam bentuknya, dari hibah, pinjaman hingga bantuan. Mempensiunkan PLTU merupakan bagian dari program ini untuk menurunkan emisi.