JAKARTA, RADARTASIK.COM – Buruan daftar! Kementerian Kesehatan bersama Lembaga Pengelola Pendidikan (LPDP) menambah kuota beasiswa dokter spesialis.
Kuota beasiswa dokter spesialis naik tahun 2023 untuk 1.600 peserta atau naik lebih 2 kali lipat dari tahun 2022 yang hanya 600 peserta.
Pemberian beasiswa ini sebagai upaya pemerintah mempercepat produksi dokter spesialis sehingga kekurangan dokter spesialis dapat segera diatasi.
Saat ini Indonesia mengalami kekurangan dokter spesialis. Kondisi itu berakibat pada antrian pasien yang panjang. Kemudian, sulitnya akses terhadap dokter di seluruh daerah di Indonesia.
BACA JUGA: RESPECT: Persib Kerja Keras Kembali ke Puncak Klasemen, Luis Milla Puji Kualitas PSM Makassar
Dilansir laman resmi Kemenkes, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan kurangnya dokter spesialis itu nyata. Masyarakat hingga saat ini sulit untuk mendapatkan akses ke dokter.
Untuk itu, pemerintah ingin mempercepat produksi dokter spesialis sehingga kekurangannya dapat segera diatasi, salah satunya melalui pemberian beasiswa ini.
Menkes mengatakan beasiswa juga ditujukan untuk dokter, dokter gigi, subspesialis, fellowship dan SDM (sumber daya manusia) kesehatan lain.
Sementara Dirjen Tenaga Kesehatan drg Arianti Anaya MKM mengatakan kekurangan dokter spesialis karena kurangnya sisi produksi. Dampaknya, sulit dilakukan pemerataan ke seluruh fasilitas kesehatan di Indonesia.
BACA JUGA: Donor Darah Jadi Gaya Hidup Masa Kini, Selain Menyehatkan Juga Bantu Sesama
Menurut dia, Kemenkes melakukan upaya transformasi SDM kesehatan. Salah satunya dengan melakukan pembaharuan sistem guna meningkatkan jumlah produksi dan upaya pemerataan dokter spesialis di seluruh kabupaten kota di Indonesia.
Kini Kemenkes bersama LPDP terus berupaya meningkatkan jumlah penerima beasiswa dokter spesialis. Semula 300 menjadi 600 peserta pada tahun 2022.
Pada 2023, beasiswa dokter spesialis menjadi 1.600 peserta. Pada tahun 2024 akan disediakan sebanyak 2.500 beasiswa dokter spesialis, sub-spesialis, termasuk fellowship lulusan luar negeri.
Hal ini merupakan implementasi dari transformasi sistem kesehatan pilar kelima yakni transformasi sumber daya manusia kesehatan.
BACA JUGA: Wow ABCDE Jadi Rumus untuk Bebas Stunting, Prevelensi di Kota Tasik Terus Menurun