Kota Tasik, Begini Kata Bacaleg PAN

Senin 06-02-2023,08:05 WIB
Editor : Tiko Heryanto

Tegak Bersama Tegar Semua

Untuk Membangun Negeri Kita

Ayo Serentak, Maju Serempak

Untuk Menggapai Cita Mulia...

Benar. Ada misi besar PAN untuk Indonesia. Tertuang di lirik lagu dari awal sampai akhir. Ini tantangan semua kader PAN. Terutama, bagaimana menarasikannya kepada masyarakat. Meyakinkannya sehingga mereka paham dan mendukung total. Tegak bersama, tegar semua untuk membangun negeri kita. Bangunlah jiwanya dan raganya. Persis lirik di lagu Indonesia Raya.

Lalu ke personal. Khususnya Bacaleg PAN yang mau berlaga di Pemilu Legeslatif 2024 nanti. Ini yang sangat menantang. Bagaimana meyakinkan masyarakat. Agar memberikan amanahnya kepada Bacaleg PAN. Duduk sebagai wakil mereka di DPRD Kota Tasik.

"Maaf. Saya di sini mau belajar juga. Bukan sebagai motivator ya," ujar saya memecah kekakuan. Sebab terlihat yang ada di ruangan itu serius wajah-wajahnya.

Sejujurnya saya memang belajar di forum PAN itu. Sekaligus sharing tentang realita di masyarakat yang saya tangkap. Khususnya sebagai seorang jurnalis. Dari diskusi dengan bacaleg terungkap masalah Kota Tasik. Kemiskinan, sampah, stunting, LGBT, Gang Motor, miras.

Saya sampaikan, ada tantangan politik. Stigma politik di masyarakat itu jelek, kotor, jahat dan yang sejenis itu. Politik harus dijauhi. Tidak sedikit masyarakat memilih tidak memilih. Baik pemilihan legislatif, pemilihan presiden, gubernur, bupati dan wali kota.

Faktanya. Tidak ada satu pun masalah kehidupan di negeri yang lepas dari politik. Keputusan undang-undang, perpu, keppres, perda, pergub, perbup, perwalkot. "Semuanya hasil keputusan politik. Sepakat?" tanya saya. Semua yang hadir, sepakat dengan paparan saya.

Waktu tidka terasa. Mau magrib. Saya harus mengakhiri berbicara. Eh, rupanya oleh penata acara diminta waktu tambahan. Harus ada tanya jawab. Waduh, ini yang saya hindari. Ngeri tidak terjawab. Pengetahuan saya kan masih minim soal partai. Hahaha.

Ternyata, sesi tanya jawab melegakan. Tiga penanya, satu di antaranya pria yang menyapa di mobil yang mau ke parkiran. Ternyata beliau Kang Tonny T Easy. Senior PAN. 

Sama dengan Kang Hendro Nugraha. Saya sasadu ke Kang Tonny. Pangling. Cukup lama tidak bertemu. Plus ada perubahan, lagi-lagi faktor usia hehehe.

Tiga penanya itu kemudian membuka ruang bahasan baru. Tentang masalah-masalah Kota Tasik. Juga bagaimana para bacaleg meluruskan niat. 

Seperti kata Kang Tonny, berupaya menjadi orang yang bermanfaat bagi banyak orang. "Mari kita berjuang untuk kepentingan rakyat. Bukan untuk kepentingan pribadi," ajak Kang Tonny.

Paling menggejutkan pertanyaan dari Teh Wulan Sri Mulyani dan Kang Deni Kurnia Supraden. Tentang kenapa saya tidak masuk ke politik. "Kang Dadan ini hidayah sudah ada, tinggal taufik," kelakar Kang Deni.

Kategori :