Yang membuat Bunda Elin khawatir dan sedih, tidak semua penyitas kanker mampu berobat ke medis. Sehingga munculnya gejala kanker, tidak terdeteksi sejak awal.
“Mereka datang ke pelayanan dokter setelah stadium lanjut, ini jumlahnya cukup tinggi sampai 60 persen. Yang sangat saya sedih adalah, mereka memilih berobat ke pengobatan alternatif, tapi kalau sudah kritis baru datang ke dokter, ini jjuga yang saya sayangkan,” cemasnya.
Dengan kondisi tersebut, melalui YKI, Bunda Elin berupaya memberikan edukasi dan pemahaman serta penyadaran kepada masyarakat akan pentingnya pemeriksaan dini terkait kanker.
“Data yang kita punya sebanyak 107 orang itu, hanya atasnya saja, kalau diibaratkan fenomena gunung es, mungkin bila sesuai WHO kalau ada 107 dikalikan 100 orang bisa jadi penderita kanker di Kota Tasikmalaya berjumlah sekitar 10 ribu orang,” jelasnya.
BACA JUGA:Pj Wali Kota Tasikmalaya Minta Seluruh ASN Jadi Orang Tua Asuh Anak Stunting
Diakui Bunda Elin, bila saat ini pihak YKI sangat kesulitan melakukan updating data. Data yang dimiliki merupakan hasil dari survaiver. Sehingga perlu digali kembali sumber data yang lain, agar lebih akurat.
Bunda Elin juga bercerita, bila menjadi garda terdepan untuk para penyitas kanker ini tidaklah mudah. Apalagi YKI sebagai lembaga nirlaba yang bersifat sosial dan kemanusiaan, tidak akan mampu bergerak sendiri tanpa adanya dukungan dari berbagai stakeholder dan masyarakat.
Perjuangannya untuk para penyitas kanker, semata-mata ingin menyelamatkan generasi penerus bangsa agar sehat, kuat sehingga dapat berkarya dan memberikan sumbangsih untuk pembangunan di bidangnya masing-masing.
“Saya sangat sedih kala melihat para penyitas kanker yang meninggal, itu di usia muda, usia produktif. Kita harus sama-sama bergerak, agar generasi penerus bangsa ini, bisa kita selamatkan dari bahaya penyakit kanker yang dapat mematikan,” tegasnya.
BACA JUGA:Lega Nih, Ratusan PKL Seminggu Lagi Kembali Berdagang di Pedestrian Jalan Cihideung Tasikmalaya
Untuk itu, ke depannya YKI akan melaksanakan berbagai kegiatan yang dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kanker secara berkesinambungan dan terukur melalui strategi Terpadu dan Paripurna.
Terpadu artinya memanfaatkan segala potensi yang ada untuk penanggulangan kanker dan Paripurna artinya penanganan kanker dilakukan dari mulai promosi sampai ke rehabilitasi.