TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Pascakebakaran Pasar Besi yang menghanguskan 151 kios di kompleks Pasar Besi dan Pasar Burung Kelurahan Linggajaya, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, menyisakan areal rongsokan.
Penanganan untuk memulihkan aktivitas pedagang, menjadi penantian yang belum ada kejelasan. Di tengah beban kebutuhan harian yang dirasa oleh para pedagang tak mungkin bisa ditawar.
Terkini, mau tidak mau, untuk biaya hidup keluarga harus terpenuhi. Jalan satu-satunya menjual barang yang telah gosong ke pengepul rongsokan. Cara ini yang menurut para pedagang menyelamatkan sementara untuk memenuhi kebutuhan harian.
"Tindak lanjut dari pihak pemerintah sampai sekarang belum ada. Sampai hari ini belum ada yang nongol lagi ke sini," ujar sesepuh kelompok Pasar Besi dan Pasar Burung, H Misbah.
BACA JUGA:Makin Percaya Diri dengan Warna Baru Yamaha All New R15 Connected
Misbah dan rekan pedagang lainnya menyimpan harapan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya segera membangun ulang kiosnya, meski sederhana.
penanganan untuk memulihkan aktivitas pedagang, menurutnya, bisa mengurangi beban biaya hidup harian.
"Kami ini pedagang kecil ke bawah, bukan kecil menengah. Kami ingin dibangun lagi kios itu di sini. Dagangan kami kan tak bisa laku dalam sehari," terangnya.
"Walu pun harus sederhana bangunannya (kios pedagang, red), karena kebakaran bikin barang kami habis. Kami kan tak punya modal," sambungnya.
BACA JUGA:Padang Pasir di Mekah Menghijau, Ditumbuhi Rumput Hijau, Jadi Tidak Gersang Lagi, Ini Tanda Apa?
Para pedagang juga berencana akan mendatangi Bale Kota Tasikmalaya untuk meminta kejelasan dari pemerintah.
"Karena ada janji itu, makanya kami menunggu beberapa hari ini. Barang dagangan besi itu tak bisa dipikul seperti di roda atau yang cepat laku seperti sayuran atau pakaian," tegasnya.
Hal serupa diutarakan salah seorang pedagang Pasar Besi, Nana Yohana (72). Dia berharap, pemerintah segera melakukan langkah penanganan untuk memulihkan aktivitas pedagang.
"Karena kami bukan pedagang bermodal besar. Apalagi kami akan menghadapi Lebaran Idul Fitri, tentunya memerlukan biaya. Kalau secepat terbangun, kami bisa kembali beraktivitas dagang walaupun dengan modal seadanya," tuturnya.
BACA JUGA:Indeks Kebahagiaan Jawa Barat Paling Rendah, Wagub: Taman Alun-alun Singaparna Solusinya