”Marek (Jonata) mencari pemain untuk dibina,” ujar Robby Darwis dalam youtube republik bobotoh.
”Saat itu, walaupun (pemain) hanya bisa nendang, kalau posturnya potensi untuk maju (berbakat), pasti pemain itu dibawa untuk ikut latihan,” ujar Robby Darwis mengenang.
Bertanding melawan Persib dan menunjukkan skil permainan di depan Marek Janota, Robby Darwis kemudian diajak masuk ke Persib.
Padahal, kata Robby Darwis, saat itu dia hanya tampil 40 menit melawan Persib.
Namun Marek Janota kepincut dengan permainan Si Bima, julukannya Robby Darwis.
Dengan demikian, itu 40 menit yang mengubah Robby Darwis dari siswa SMA jadi legenda hidup Persib.
Robby Darwis melakunan tekel kepada Shin Tae-Yong saat Persib Bandung menghadapi Ilhwa Chunma (Korea Selatan) di Perempat Final Piala Champions Asia musim 1995/1996 di Stadion Siliwangi, Kota Bandung.Foto: instagram/potolawas--
Karena Marek Janota mengajak Robby Darwis, yang saat itu masih SMA, untuk ikut latihan bersama Persib.
”Nyuruh ikut latihan,” kenang Robby Darwis yang lebih 20 tahun kemudian sempat menjadi pelatih Persib ini.
Si Bima bergabung Persib sejak SMA hingga jadi ikon Persib.
”Saya waktu itu masih SMA,” ujar Robby.
”Jadi kalau sudah selesai sekolah, saya latihan (ke Lapang PPI Kota Bandung),” kenangnya.
Meski terus latihan keras bersama Persib, Robby Darwis tidak langsung masuk tim senior. Dia masih bermain di tim junior.
Robby Darwis mendapatkan latihan keras dari Marek Janota. Terutama latihan fisik.
BACA JUGA: Resep Batagor Bandung yang Lezat, Cek di Sini Bahan-bahan, Bumbu dan Cara Membuatnya