TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Tim Pusat Kajian dan Pemberdayaan Guru (PKPG) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Tasikmalaya, bekerjasasama dengan Taruna Merah Putih (TMP) meningkatkan kemampuan para guru.
Peningkatan kapasitas ini dilakukan di Grand Metro Hotel, Rabu 04 Januari 2022 melalui Seminar dan Workshop Penguatan Profil Pelajar Pancasila Melalui Pengembangan Instrumen Interaktif Kesiapan Belajar kepada para Guru SD se-Tasikmalaya.
Ketua PKPG UPI Kampus Tasikmalaya, Dian Indihadi mengatakan, seminar dan workshop ini dihelat untuk merealisasikan salah satu program tuntutan dosen.
"Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu salah satunya memasyarakatkan hasil temuan-temuan kami. Salah satu kegiatan yang kami laksanakan ini adalah mempublikasikan hasil penelitian kami selama setahun ke belakang," paparnya.
"Maka kami sengaja memberi tema dalam workshop ini sebagai payung dari kegiatan. Di sini ada 4 penelitian yang kami hasilkan dari berbagai disiplin ilmu. Yaitu Bahasa, Matematika, PPKN dan IPS," sambungnya.
Pihaknya bersyukur, dalam seminar dan workshop dapat mengundang ratusan peserta yang terdiri dari para guru SD se-Tasikmalaya (Kota dan Kabupaten Tasikmalaya), serta mahasiswa S2 UPI.
"Kami bagi dalam 2 sesi. Yaitu seminar yang memadupadankan kontekstual dan sesi workshop atau mempraktikan temuan-temuan kami," terangnya.
Antara lain, beber dia, dari segi bahasa pihaknya menemukan media interaktif untuk pembelajaran dan penguatan Profil Pelajar Pancasila.
"Itu kami menyakini manusia itu punya skemata. Yaitu wilayah mental pengetahuan dan pengalaman yang bisa dibongkar untuk diperanaktifkan melakukan pra-pembelajaran oleh guru," bebernya.
Ketua Pelaksana Seminar dan Workshop, Yusuf Suryana menuturkan, kegiatan ini untuk memberikan penguatan kepada pelajar Pancasila melalui pengembangan isu media interaktif dan kesiapan pelajar pada SD se-Tasikmalaya.
"Terutama kaitan dengan perubahan perilaku anak-anak dengan pembelajaran dan paradigma baru. Peningkatan inovasi ini supaya bisa beradaptasi dengan Pancasila dan pembelajarannya," tuturnya.
Namun, tambah dia, yang paling penting adalah ada pembahasan learning krisis. Ini adalah pembelajaran yang perlu diperbaiki.