Johan
"An, minggu depan kita ketemu. Mau dibawakan apa?" "Kau tau kesukaanku kan?" "Amoy ya? Wah tak sanggup, An. Hehehe ." "Sialan. Masa amoy? Aku orang baik baik sekarang, Kong. Wkwkwk." "Durian aja ya? punggur? Sekadau? Balai? Ketapang?" "Emang musim? Terserah kau lah. Soal makan gratis aku ndak cerewet." "Siap boskuh!" Begitu kutipan percakapan saya dengan Akong beberapa bulan yang lalu. Sahabat kental semasa di Pontianak. Orangnya putih dan tampan. Bahkan masih tampan diumurnya yang tidak muda lagi sekarang. Dulu dia saingan berat saya dalam berbagai bidang. Dari perusahaan kompetitor yang saling bersaing, sampai di bidang kehidupan pribadi, bersaing memperebutkan seorang wanita pujaan hati. Kami mulai bersahabat setelah sama-sama gagal mendapatkan si wanita. Mungkin karena adanya persamaan nasib, membuat kami bisa saling menerima satu sama lain. Isi durian dan lempok yang dibawakannya enak sekali. Dia mengatakan itu durian dari Sekadau. Daerah hulu sungai Kapuas. Rasanya tidak seragam. Tapi kesimpulan akhir tetap rasanya enak. Saya bukan expert di bidang mencicipi makanan. Bagi saya yang penting enak, soal asalnya dari mana itu kurang penting. Seperti Abah DI hari ini menyebut durian Pontianak. Padahal sepengetahuan saya Pontianak tidak ada kebun durian. Mungkin sama kasusnya dengan jeruk Pontianak. Kebun jeruk di daerah lain Kalbar, tapi tetap dianggap jeruk Pontianak oleh orang luar Kalbar. Tidak masalah, selama tidak ada yang protes.
tyong Antonio
Bagi saya yg lahir diSumatera, maaf dulu tidak rekomendit banget beli durian yg dijual sekitaran jabodetabek. Aromanya saja uda nek rasanya.(bukan sombong ya).Kita terbiasa makan durian yg alami jatuh dari pohon. Atau ada orang mengatakan dapat durian beli dijakarta enak sekali, saya jg kurang yakin. Yg jatuh alami dari pohon pun lsg kita makan rasanya masih kurang. Karna harus kita biarkan 24 jam baru rasanya keluar semua. Apalagi dipetik yg sebagiannya msh perlu asupan gizi dari pohonnya. Sekarang tepatnya sdh musim durian sepanjang jalan dari palembang-jambi-pekanbaru atau di Bangka, silahkan bagi pecinta durian menikmatinya, tapi jgn lupa dgn darah tinggi ya.makasih
ALI FAUZI
Durian itu mirip soto. Nyaris setiap daerah punya soto. Dan masing-masing daerah mengklaim sotonya paling enak. Begitu pun durian. Orang Pontianak, atau setidaknya yang punya ikatan emosional dengan Pontianak, mengaku durian Pontianak paling enak. Wong Palembang juga mengaku durian dari daerah mereka enak jiddan. Dan seterusnya. Jadi sebaiknya varian rasa durian itu dipertahankan saja sesuai asal daerah masing-masing.
Jokosp Sp
Para penggiat dan pencinta durian Indonesia sudah banyak bergerak untuk mengembangkan "durian unggulan". Dari mulai proses mengenalkan kecintaan durian Indonesia lewat you tube, cara pengembangan mulai sambung pucuk, sistem tempel, sambung susu, sampai proses top working. Dari yang rajin keliling Indonesia untuk mencari dan mengenalkan durian unggulan adalah Team Durian Traveller Indonesia, Hortikultura Indonesia, Bolang Agro Malang, Petani Gundul, Republik Bibit, Banyumas Bibit88, dll. Mereka adalah para penyuka durian yang pergerakannya sangat menginspirasi. Ada pendidikan yang disampaikan mulai cara tanam, pemilihan bibit unggulan, cara perawatan, sampai cara agar durian mempunyai rasa enak, warna yang menarik dan punya nilai jual yang layak buat petani. Ada juga beberapa pekebun yang saat ini sudah sangat besar seperti di Sepanjang Pulau Sumatra dari Aceh - Sumatera Selatan. Di Bangka dengan banyak varian duriannya yang sangat luar biasa, hanya ada dua rasa : enak dan enak sekali. Di Banyumas dengan unggulannya durian Bawor yang crimi dan volumenya sangat besar. Ini catatan menarik dari para penggiat dan penghobi durian. Selamat menikmati durian dengan kopi unggulan Indonesia...........muaghhhhh.
Liam Then
Proses membeli durian dari pedagang musiman di pinggir jalan, kemudian di bawah pulang kerumah. Bagai rollercoster emosi, dari memilih,menawar, bawa pulang di belah, dapat yang dagingnya hambar ,basi, tebal ,enak, kuning, rebutan, sampai yang bikin pisau melengkung, karena terselip yang mentah. Paling parah pernah mengalami, adik sumringah pulang tenteng 10 biji, pas di buka, dari mentah ,basi ,tawar, tipis,berulat, busuk. Ada di 9 buah. Satu saja yang bagus. Ini bukan lagi rollercoster emosi. Tetapi bom yang bikin emosi, sudahlah mahal, tak ada yang bisa di makan, lembaran uang jadi sampah mahal. Tapi ada juga kenangan yang berkesan ,yang saya ingat sampai saat ini. Waktu sekitar umur 9, seorang penjaja durian mampir, bapak pilih-pilih di keranjang bambu yang di sampir di kanan kiri motor. Begini ucapan penjualnya : " Toke tak perlu cari di bawah, saya lain orangnya. Kalo jualan yang bagus saya taruh diatas semua, biar jelek-jelek biar belakangan"
yanto st
Bercerita tentang durian gak ad habisnya. Kebun durian orang tua kami 12 batang usianya sudah 38 tahun durian jenisnya durian bajul .bagi pecinta durian Meraka tidak akan pernah ragu2 mengeluarkan uang walau sekali makan habis 500k besok juga akan beli lagi. Yang unik bagi saya pembeli durian tempat kami rela menunggu durian jatuh walau menunggu dari habis Isa sampai pulang subuh walau kadang cuma jatuh 5 buah. Kalau saya tanya sama yang menunggu sampai pagi menurut mereka menunggu durian jatuh dan mengambil dari bawah pohon adalah Senin tersendiri. Selama ini pembeli durian di tempat kita gak pernah komplain karena jika durian itu busuk kita ganti,
*) Dari komentar pembaca http://disway.id