RADARTASIK.COM – Gelandang Yuto Nagatomo ingin Jepang "bertarung seperti samurai" saat menghadapi Kroasia di babak 16 besar Piala Dunia.
Jepang mengejutkan banyak orang dengan menjuarai Grup E di Qatar, dengan mengalahkan Jerman dan Spanyol untuk di babak penyisihan grup.
"Kami berniat untuk mengalahkan Kroasia dan menikmati lanskap baru dan saya menantikan untuk berteriak 'bravo' dengan keras," kata Yuto Nagatomo dikutip dari Livescore
Samurai Biru memiliki pengalam buruk di babak 16 besar Piala DUnia Rusia 2018 oleh Belgia, Jepang kalah 3-2 setelah unggul dua gol.
BACA JUGA:Pemuda Tasikmalaya di-KO Jefri Nichol Kurang dari Satu Menit, Sebelumnya Sempat Terlibat Twitwar
Empat tahun berlalu dan Nagatomo, yang bermain dalam pertandingan itu di Rostov, menganggap pukulan itu membentuk tim Jepang menjadi yang "terkuat" dalam sejarah Piala Dunia.
"Tentu saja saya tidak pernah melupakan kekalahan dari Belgia," ucap Nagatomo kepada wartawan.
“Itu selalu melekat pada saya, terkadang tiba-tiba saya mengingat hal-hal dari pertandingan itu,” lanjutnya.
“Empat tahun terakhir sangat sulit bagi saya, pikiran saya selalu tertuju pada Piala Dunia Qatar, tetapi kami mengatasi tantangan empat tahun itu dan saya pikir kami tumbuh secara mental dan fisik,” jelasnya.
BACA JUGA:Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia? Siap-Siap Ikut Bidding Tahun 2040
“Sejak 2008, saya telah berpartisipasi sekitar 15 tahun dalam proses Piala Dunia, tetapi sejauh yang saya lihat, tim ini adalah yang terkuat dalam sejarah keikutsertaan Jepang di Piala Dunia,” klaimnya.
Sementara, Hajime Moriyasu menunjukkan semangat kemenangan mereka melawan Jerman dan Spanyol, dan bangkit dari ketinggalan satu gol untuk mengalahkan keduanya 2-1 yang membuat tim Jepang sangat kuat.
Nagatomo lalu mengungkapkan dari mana keyakinan itu berasal.
"Sebelum pertandingan Jerman, ada kata dalam bahasa Italia, 'couragio', yang berarti 'keberanian', jadi saya berjabat tangan dengan setiap pemain dan kami mengucapkan 'couragio' bersama-sama," tutur mantan pemain Inter Milan tersebut.
"Saya pikir semua pemain mewujudkan permainan 'keberanian' ini, kadang di lapangan atau di bangku cadangan, tapi suasana di bangku cadangan juga sangat bagus,” terangnya.