Saat itu, Komah hendak masuk rumah melalui pintu belakang. Namun, pintu dalam keadaan tertutup.
Kemudian, Komah memanggil korban tapi tidak ada jawaban. ”Lantas masuk ke dapur kemudian kembali memanggil korban sebanyak 2 kali tapi tetap tidak ada jawaban dari korban,” katanya.
Amir menambahkan Komah membuka pintu tengah rumah dan menemukan korban sudah bersimbah darah dengan kondisi telungkup di tengah rumah. Kemudian, Komah meminta tolong warga atau tetangga.
Dia tidak tahu penyebab pasti siswi SMPN di Culamega meninggal dunia. ”Kalau penyebabnya itu ranah polisi. Tapi di masyarakat muncul dugaan korban dibunuh," kata dia.
BACA JUGA: 10 Trend Lowongan Kerja di Luar Negeri, Desain Multimedia Ada di Urutan 1
Diperoleh pula informasi bahwa sebelum menemukan cucunya bersimbah darah, Rabu 30 November 2022, sekitar pukul 06.00, Niman berangkat ke sekolah berjalan kaki.
Pada pukul 07.00, Komah berangkat ke sawah mengikuti suaminya, Nimam yang telah terlebih dahulu berangkat ke sawah yang tidak jauh dari rumahnya.
Pada sekira pukul 16.00, nenek bersama kakek korban pulang dari sawah.
Pada saat nenek korban tiba di rumahnya dan ketika akan masuk ke dalam rumah melalui pintu belakang melihat pintu dapur tertutup.
BACA JUGA: Akhirnya Pecah Telor, Kota Tasik Tak Lagi Termiskin Sekarang Rangking 25 di Jabar
Dia memanggil korban sebanyak dua kali namun tidak ada jawaban.
Nenek korban membuka pintu dapur dan mencoba memanggil korban kembali sebanyak dua kali namun tidak ada jawaban.
Kemudian, nenek korban membuka pintu tengah rumah. Dia melihat korban telungkup di ruang tengah rumah. Banyak ceceran darah di sekitar tubuh korban. Lalu, Komah berteriak meminta pertolongan warga.
Saat ditemukan di dalam rumah di ruang tengah rumah, korban dalam keadaan telungkup. Kepala mengarah ke barat. Sedangkan kaki mengarah ke arah selatan.
BACA JUGA: Tak Lagi Termiskin, Kota Tasik Naik ke Rangking 25 di Jawa Barat
Di dekat korban, darah berceceran di papan (lantai rumah) dan di bantal. Korban sudah kaku dan tangan mengepal.