Berpacu Waktu

Kamis 10-11-2022,05:05 WIB

Biaya pembangunannya mencapai Rp 1,4 triliun. Belum termasuk peralatan yang mutakhir. Bagian depan RS Kulit dan Kelamin dipertahankan sebagai cagar budaya. Bisa untuk museum kesehatan.

Menkes akan membangun RS Vertikal di banyak daerah: Kupang (NTT), Jayapura (Papua), Ambon (Maluku), Makassar, dan Bangka. "Agar tidak semua RS Vertikal menumpuk di Jakarta," ujarnya.

Melihat gambar RS Tiga Tower itu saya membayangkan tidak akan kalah dengan RS di negara-negara maju. Tentu salah satu tujuannya memang untuk itu: mengurangi warga yang berobat ke luar negeri. Yang kalau ditotal menghabiskan uang lebih Rp 100 triliun/tahun.

Rabu kemarin Menkes juga ke Unair. Ada Dies Natalis ke-68 universitas itu. Menkes pun curhat di forum itu: begitu sulit menambah dokter spesialis di negeri ini. Tiap tahun hanya bisa tambah puluhan dokter. Padahal diperlukan tambahan 3.000 dokter/tahun.

Selesai acara Dies Natalis, menkes makan siang di ruang wakil rektor Unair Djoko Santoso. Rektor Unair Prof Mohammad Nasih juga ikut di ruangan itu. Inilah satu-satunya rektor yang terpilih secara aklamasi. Pun untuk periode keduanya. Ia seorang guru besar akuntansi. Juga seorang ulama. 

Di meja makan itu ada bebek sinjay dan sambal kedondongnya. Ada garangan ayam dengan kuahnya. Ada rujak cingur dengan sambal petisnya. Menkes terlihat makan tiga-tiganya. Mulutnya terus mengunyah. Telinganya terus mendengarkan tanggapan para tokoh Unair. Sesekali dahinya mengerut. Sesekali tawanya meledak. Ia dapat dukungan Unair untuk memperbanyak spesialis itu. Sebaliknya Menkes juga mendukung upaya mengatasi kekurangan tenaga di RS Unair –rumah sakit baru di kampus itu yang sifatnya rumah sakit pendidikan.

Sudah menjadi pembicaraan publik soal sulitnya menambah dokter spesialis ini. Para dokter spesialis juga sudah tahu itu. Pimpinan fakultas kedokteran juga sudah mendengar penilaian yang paling negatif sekali pun. Tapi belum ada pemerintahan yang berhasil menerobos ini. Maka Presiden Jokowi menjadikan itu sebagai salah satu tugas pokok menkes. Berarti harus berhasil.

Budi berpacu dengan waktu. (*)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 9 November 2022: Toilet Muda

Nugroho Dwis Sugiharto

Kalau di jogja, mall yg toiletnya terbaik adalah Hartono Mall yg sekarang jadi Pakuwon Mall, plusnya lagi didalam Mall ada mushola dengan standard bintang lima, luar, bersih, rapi. Masjid kampung saya saja kalah

Thamrin Daffan

Benar sekali Toilet menjadi indikator utama bagaimana kepedulian kebersiahan suatu pelayanan publik. Seandainya anda akan menilai suatu instansi pemerintaha apakah pelayanan publiknya akuntabel dan transparansi maka lihatlah bagaiman kondisi toiletnya. Artinya bila toiletnya bersih, harum, nyaman dan enak di gunakan maka boleh dikatakan kebersihan di lingkungan instansi itu boleh dikatakan baik, bersih dan asri. Telat bangun waktu jadi kepepet / Berangkat kerja pun tergesa gesa Coba perhatikan kebersihan toilet / Apabila bersih baguslah kinerja / salamsalaman

Lagarenze 1301

Entah mengapa, di toilet saya kerap menemukan jalan keluar dari suatu masalah. Otak sudah mentok, tidak tahu mau bikin apalagi, eh... ketika buang air kecil muncul ide-ide yang brilian. Mungkin karena dalam prosesi "pelepasan" itu otak menjadi rileks dan bisa berpikir lebih tenang. Atau bisa saja ada hormon atau enzim khusus yang ikut terlepas sehingga otak bekerja lebih cespleng. Saya juga termasuk orang yang sering menghabiskan waktu lebih lama di toilet dengan aktivitas membaca koran. Kok betah ya, padahal ada bau yang tidak biasa. (Eh, bukan ding, sekarang bukan lagi bawa koran masuk toilet, melainkan gadget) Tentu, kebiasaan mencari ide tersebut hanya berlaku jika toilet bersih. Lain hal kalau pesing, apalagi banyak jejak yang tertinggal, waduh.... Mohon maaf bagi yang punya kebiasaan baca disway sambil sarapan. Maaf.

Mbah Mars

Tags :
Kategori :

Terkait