Aam, punduh Kampung Cibabakan, yang juga sebagai petani, rutin menjual hasi perkebunan berupa pisang. Setiap pekan, dirinya menjual hasil kebunnya itu ke beberapa desa. Khususnya ke Desa Toblongan.
Sekali jual, dirinya menghasilkan uang Rp200 hingga Rp300 ribu dalam sepekan. Sebelum jalan diaspal atau lewat jalan poros, dalam seminggu hanya kebagian Rp100 ribu.
“Dulu kan harus bolak balik karena jalannya jelek. Habis sama bensin dan operasional lainnya. Sekarang, Alhamdulillah 200 sampai 300 ribu itu bisa bersih,” ulasnya.
“Nomor 1 itu pisang semingggu sekali, ada juga talas dan kapol. Dulu yang namanya pisang sewu itu tidak laku. Sampai busuk dan dibikin sale saja tidak laku. Sekarang dari Cibungur, Parungponteng mau datang ke sini. Jadi hasil bumi di kampung kami laku,” paparnya.
BACA JUGA:5 Wahana Wisata Baru di Hongkong yang Bisa Jadi Destinasi untuk Liburan Akhir Tahun
Untuk meraih hasil seperti yang dirasakan saat ini, menurut Aam, bukan perkara yang mudah. Sebab proses membuka jalan serta pembangunan di Desa Cikadongdong secara umum butuh perjuangan yang luar biasa.
Selama Program TMMD ke-115 TA 2022 berjalan, hari-hari diisi gotong royong. Masyarakat baik tua, muda, laki-laki atau perempuan turun tangan.
Mereka bersama-sama dengan anggota TNI. Tanpa lelah menggempur wilayah hingga akhir pelaksanaan di tanggal 09 November 2022.
Kedatangan anggota TNI ini bukan dengan senjata berpeluru atau senapan, seperti melumpuhkan musuh di medan pertempuran.
Di wilayah Cikadongdong, pasukan berseragam loreng bersenjatakan perkakas. Mulai pacul, skop, parang, martil serta peralatan pertukangan.
Jumlah personel dari unsur TNI yang terlibat tidak kurang dari 150 orang. Ditambah jumlah ratusan warga.
Mereka diploting sesuai lokasi pembangunan di beberapa kepunduhan. Lalu anggota TNI bersama masyarakat membuat kelompok.
Seperti pada peningkatan jalan semi hotmix di Desa Cikadongdong sepanjang 1.690 meter × 2,5 meter.
Kemudian jalan di Kampung Ciwarak terdapat pengaspalan sepanjang 572 meter × 2,5 meter.
Pembangunan lainnya dilakukan renovasi jembatan Cilumpang sepanjang 11 meter x 3 meter.
Selain itu juga dilakukan rehab 11 unit Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dan membangun tempat Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Semuanya dilakukan dengan cara bergotong royong, saling bahu membahu.