JAKARTA,RADARTASIK.COM – Bank Mandiri beri sinyal kenaikan bunga kredit dan DPK. Itulah yang saat ini tengah dipertimbangkan oleh bank milik pemerintah tersebut.
Seperti sudah dipredksi banyak pihak, keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,5 basis poin akan diikuti kenaikan suku bunga kredit mulai terbukti.
Nah, salah satu yang telah memberikan sinyal kenaikan bunga kredit itu adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Bahkan tak hanya menaikkan suku bunga kredit, bank BUMN itu juga berencana menaikkan suku bunga Dana Pihak Ketiga (DPK).
BACA JUGA: Yuk Siapkan Lamaran, Bank Indonesia Buka Lowongan Kerja dengan Status PKWT, Ini Posisi dan Syaratnya
Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, Sigit Prastowo mengatakan pihaknya masih mengkaji kenaikan suku bunga kredit dan DPK. Demikian juga terkait besarannya belum diputuskan.
Menurutnya, ada potensi untuk menaikkan suku bunga kredit, khususnya terkait dengan beberapa debitur yang menggunakan suku bunga referensi atau reference rate.
"Namun, banyak pertimbangan pada saat kami akan melakukan langkah tersebut," ungkap Sigit dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja Kuartal III 2022 secara daring di Jakarta, pada Rabu, 26 Oktober 2022.
Adapun beberapa pertimbangan itu di antaranya: kesehatan keuangan debitur, yang pada akhirnya bisa berdampak kepada kualitas kredit, kemudian tingkat permintaan dari kredit di pasar.
BACA JUGA: Di Garut, Bencana Tanah Longsor Menggerus 4 Rumah dan Timpa Sepeda Motor
BACA JUGA: Pelaku Pembakaran Pendopo Wali Kota Banjar Ditangkap, Polisi Temukan Bom Molotov saat Penggeledahan
Sigit mengatakan dalam jangka pendek, sebagian dari bunga kredit Bank Mandiri, terutama pada segmen wholesale atau korporasi, akan mengikuti tren kenaikan suku bunga acuan, seperti London Interbank Offered Rate (LIBOR) dan Secured Overnight Financing Rate (SOFR).
"Suku bunga yang bersifat tetap atau fixed tidak akan terlalu sensitif terhadap kenaikan suku bunga acuan BI," ujar Sigit.
Ia pun membeberkan untuk suku bunga DPK atau simpanan, pihaknya terus memantau kondisi likuiditas di pasar untuk selanjutnya dilakukan penentuan strategi pricing di DPK tersebut.