JAKARTA, RADARTASIK.COM – Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan tantangan terbesar kondisi perekonomian saat ini datang dari eksternal, terutama inflasi yang sangat tinggi dan kebijakan berbagai bank sentral dunia meningkatkan suku bunga.
Selain itu, tantangan ekonomi eksternal juga datang dari konflik Rusia dan Ukraina, yang telah memicu dan mengakibatkan adanya krisis pangan dan energi.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama BRI Sunarso dalam diskusi daring Capital Market Summit & Expo 2022.
Sunarso menjelaskan bahwa untuk menghadapi situasi ekonomi saat ini berikut tantangan-tantangan ke depannya, BRI telah memetakan kondisi melalui 4 matriks yang menjadi dasar antisipasi atau mitigasi risiko.
BACA JUGA: Seksi II dan III Tol Cisumdawu Digratiskan Sementara Waktu, Akan Dibuka 28 Oktober 2022
Kondisi Pertama, adalah ekonomi pulih, inflasi naik dan kualitas kredit memburuk. Pada kondisi tersebut mitigasi yang BRI lakukan diantaranya mempercepat proses write-offs agar recovery rate yang lebih tinggi, serta mempertahankan coverage ratio yang besar.
“Oleh karenanya BRI menyediakan coverage ratio terhadap NPL yang mencapai 266%, angka tersebut lebih dari cukup. Maka jika terjadi pemburukan situasi, maka BRI aman, dan nasabah juga aman. Kemudian tumbuh secara selektif, dengan pemantuan kualitas pinjaman yang intensif,” jelas Sunarso.
Kedua, kondisi ekonomi membaik dengan inflasi terkendali dibarengi kualitas kredit membaik.
Maka, langkah yang diambil adalah mempercepat proses write-offs supaya mendapat recovery rate yang lebih tinggi.
BACA JUGA: Siang Ini, 7 Kendaraan Tabrakan Beruntun di Jalan RE Martadinata Tasikmalaya, Ini Nasib Para Korban
Namun menurunkan coverage ratio, mengurangi bantalan untuk tumbuh.
Kemudian melakukan enhance risk-based pricing model untuk meningkatkan daya saing produk dan kemudian Loan Portofolio Guideline (LPG) yang dikendorkan sehingga kredit dapat dipacu untuk lebihi cepat tumbuh.
Ketiga, kondisi ekonomi tetap stagnan namun inflasi tetap terkendali dengan kualitas kredit membaik.