JAKARTA,RADARTASIK.COM - Direktur Eksekutif Lippo Group John Riady mengaku tetap yakin dan opimistis sektor properti tetap prospektif kendati perekonomian global dibayangi ancaman resesi. Pasalnya kata dia, secara makro perekonomian Indonesia jauh lebih baik dibandingkan negara-negara lainnya.
"Jadi, menurut saya ancaman resesi memang ada, tetapi dari potensi dan kekuatan struktur ekonomi Indonesia, kita masih bisa lebih baik dan mampu bertahan,” ujar John seperti diansir jpnn.com, Senin, 24 Oktober 2022.
Seperti dikatahui sejumlah lembaga dunia, termasuk Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan perekonomian global akan masuk ke jurang resesi pada tahun depan. Hal itu sebagai dampak dari kenaikan suku bunga dan inflasi serta masih berlanjutnya perang Rusia.
Tak hanya itu, IMF juga menurunkan proyeksi pertumbuhan global tahun depan hanya menjadi 2,7 persen, dan memperingatkan terjadinya resesi jika para pembuat kebijakan salah menangani perang melawan inflasi.
John pun kembali menegaskan keyakinannya jika sektor properti akan tetap berpeluang mengalami pertumbuhan. Terlebih lagi segi investasi, properti masih menjadi aset yang baik di tengah kondisi ekonomi saat ini.
“Jika sektor properti bisa diselamatkan, saya yakin daya tahan ekonomi nasional menjadi lebih kuat,” ujarnya.
John menilai sejauh ini sektor properti masih menjadi salah satu sektor penyangga terbesar Produk Domestik Bruto (PDB), sekitar 13,6%.
Selain itu, terdapat ekosistem industri yang sangat besar terkait sektor properti, yakni sedikitnya 175 jenis industri terlibat di sektor tersebut.
BACA JUGA: Obat Gangguan Ginjal Akut Diberikan Gratis, Ampuh Mengobati Pasien yang Minum Obat Sirup Berbahaya
Dengan postur yang ada, John mengatakan sektor properti diyakini mampu menggerakkan roda perekonomian dan menjadi andalan pendapatan pajak pusat maupun daerah.
“Karena itu penting bagi kami berupaya mengembangkan dan menyelamatkan sektor properti agar perekonomian nasional tetap tumbuh,” tutur John.
Oleh karena itu John menyatakan merespons positif langkah Bank Indonesia untuk melanjutkan kebijakan relaksasi rasio Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV) untuk kredit/pembiayaan properti maksimal 100%. Mengingat sektor properti telah menunjukkan daya tahan luar biasa selama pandemi.