JAKARTA, RADARTASIK.COM – Petisi Iwan Bule mundur tembus 40 Ribu mendapat respons Exco PSSI, Sonhadji, menurutnya petisi tersebut bukanlah solusi yang bagus untuk menyelesaikan tragedi Kanjuruhan.
Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Sonhadji mengatakan: "Saya selaku pengurus PSSI mundur itu bukan tindakan yang bagus untuk menghadapi masalah seperti ini."
"Kalau saya katakan sebagai exco PSSI saya, kalau kondisi seperti ini lagi butuh pemikiran butuh macam-macam kemudian ketua mundur, enggak jantan," lanjutnya.
Sonhadji menilai petisi Iwan Bule mundur tembus 40 Ribu tersebut bukanlah tindakan yang tepat, justru malah terkesan tidak bertanggungjawab.
BACA JUGA:Ini Tanggapan Jokowi Jika Shin Tae-yong Mundur Sebagai Pelatih Timnas Indonesia
"Saya bilang, tadi saya bilang sama kawan saya itu ketua umum, kalau anda (Iwan Bule) mundur tidak jantan," tuturnya.
Mochamad Iriawan atau dikenal Iwan Bule mendapat sorotan atas tragedi Kanjuruhan, ia lalu mendapat desakan mundur dari kursi Ketua Umum PSSI melalui petisi daring.
Sampai saat ini petisi daring tersebut sudah ditandatangani lebih dari 42 ribu orang yang digagas oleh Perhimpunan Jurnalis Rakyat (Pijar) dan Emerson Yuntho.
Rinciannya, sampai hari Rabu, 12 Oktober 2022, pukul 15.00 WIB, petisi Pijar sudah ditandatangani lebih dari 28 ribu dari target 35 ribu.
Sedangkan petisi dari Emerson telah ditandatangani 16 ribu lebih dari target 25 ribu. Jika ditotal maka petisi Iwan Bule mundur tembus 40 Ribu, tepatnya lebih dari 42 ribu.
Tidak hanya Iwan Bule, petisi tersebut mereka juga meminta kepada pengurus PSSI untuk mundur dari posisinya sebagai bentuk hormat untuk para korban.
"Kita juga meminta Ketua Umum dan semua pengurus Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk mundur dari jabatannya, sebagai bentuk hormat dan respect terhadap korban tragedi kerusuhan Stadion Kanjuruhan, Malang dan untuk pembenahan sepakbola secara keseluruhan," tulis Pijar dalam petisinya dikutip dari DISWAY.ID.
Dalam petisi Emerson juga terdapat tuntutan agar pengurus PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) untuk ikut mundur.
"PSSI dan PT LIB dinilai bertanggung jawab atas musibah ini karena mengabaikan rekomendasi dari pihak Kepolisian agar laga Arema FC vs Persebaya Surabaya tidak digelar malam hari. Federasi dan PT LIB tetap melanjutkan pertandingan pada malam hari. Muncul kesan mereka lebih mengutamakan bisnis daripada kepentingan keselamatan suporter Indonesia," tulis Emerson dalam petisinya.