Selain itu, tidak ada pelanggaran terkait kebebasan berserikat dan berunding bersama di tataran operasional.
Menurut Sunarso, hal itu tak terlepas dari salah satu trasnformasi fundamental yang ditempuh perseroan yaitu transformasi culture. Transformasi culture menurutnya tidak bisa dibeli karena ’pabriknya’ ada pada hati dan mindset setiap Insan BRILian.
Transformasi culture menjadi sangat penting dalam menciptakan competitive advantage yang dibutuhkan untuk menghadapi perkembangan teknologi, perubahan lingkungan bisnis, pergeseran perilaku konsumen, hingga persaingan yang semakin ketat.
”Budaya yang ingin kita wujudkan adalah budaya berbasis kinerja agar setiap individu bisa dan mampu merancang suksesnya sendiri. Untuk mencapai itu, tugas perusahaan adalah menyiapkan sistem dan driver-nya, ini sudah kami siapkan yaitu Key Performance Indicator (KPI). Maka sekarang kami sungguh-sungguh men-transform dan menyusun KPI yang tajam namun tetap kolaboratif dan orkestratif,” tuturnya.
BACA JUGA: Disnakertrans Jabar Luncurkan The New GLIK, Hadir Lebih Ramah Terhadap Stakeholders Ketenagakerjaan
Keberhasilan BRI dalam menciptakan keragaman serta kondisi yang inklusif, mengacu pada KPI yang menjadi guidance setiap pekerja melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Hasilnya adalah angka penilaian kinerja (performance appraisal) yang akan dijadikan dasar untuk melakukan promosi/rotasi, besarnya tunjangan kinerja, besarnya bonus, talent classification, dsb.
Adapun Asiamoney adalah media berskala internasional yang fokus pada perbankan, pasar modal, investasi, nilai tukar dan treasury serta pasar regional di Asia.
Asiamoney Best Bank Award menjadi ajang penghargaan yang diadakan sebagai bentuk apresiasi terhadap lembaga keuangan yang telah menorehkan pencapaian membanggakan sepanjang 12 bulan terakhir.