Jimmy Marta
Daripada berupaya mengerahkan tenaga untuk melawan yg disebut penghambat kemajuan itu, sebaiknya tinggalkan saja mereka. Pikiran dan sumberdaya fokus saja dipakai untuk mencapai tujuan. Tujuan yg menjadi tugas pemegang amanat. Mencerdaskan mensejahterakan, melindungi dan menegakkan keadilan. Jika ada yg mengkritik, itu resiko jadi pemimpin. Keniscayaan demokrasi. Tinggal tegakkan hukum bagi yg melanggar. Kita khawatirnya, sebutan sempit pemahaman agama sbg penghambat kemajuan itu salah diagnosa. Kemudian salah obat. Padahal yg salah itu pegadaian. Yang benar itu penjual obat. Kalau sakit berlanjut hubungi dokter. Mari kita jalankan perintah agama. Sholatjumat berjamaah.. Catatan : Paragraf I serius alternatif. Paragraf II itu solutif Paragraf III itu imajinatif.
yea aina
Mengutip yang kemarin ditulis Pak Liang @EVMF: fenomena yang dialami Pak Anang AS, ditulisan kemarin: Brain Fog. Kalau tulisan Abah hari ini, mungkin lebih sesuai dengan komentar Pak @Muin TV: fenomena Brain Frog, meskipun saya yakin hanya salah ketik. Silahkan diterjemahkan masing-masing.
Al FazzaArtha
Bagi NU memaafkan buzzer itu bagian dari rahmatanlilalamin, tapi tidak bagi sesama muslim yg d anggap menghinanya. Toh si Ning ini ga d hina hanya d bercandain sama si Eko. Percaya aja saya mah ...NU kagakbakalan bawa kasus ini ke ranah hukum kecyg melakukan orang mantan FPI (mungkin). Terlalu sering Eko ini menghina Islam, dan terlalu sering pula orang NU bilang "Islam rahmatanlilalamin". *pengenngunyah sirih saya rasanya.
didik sudjarwo
Kok saiyaga yakin kalau abah DI ga tertarik dgnsurga.Lhawongdgn jabatan (Pres atau Menteri) aja tertarik. Ngapunten.
Kang Sabarikhlas
Hah, is it true?...saya pilih aura Kasih!... Lhoanu maksudnya, bisa punya Aura di.Kasihani orang biar saya dapat pinjaman uang tanpa bunga... duh, komendisini sulit dihapus saya jadi kayak orang goblik! anu, mulai besok saya komen lewat grup WA aja... saya kanndakgoblik amat, kan cuma sangat...
ispriyoto
Kata pak agusmustofa. Kenikmatan surga itu hanya perumpamaan. Karena tidak ada seorang pun yg dari sana. Dan tidak ada kata yg bisa duiskripsikan. Macam menjelaskan musik yg indah pada orang tuna rungu. Atau indahnya pelangi kepada tuna netra sejak lahir. Memang fitrah pria normal pasti tertarik pada "itu".Seumpama penghuni disini disuruh memilih apapunyg diinginkan. Anggap saja sudah tidak ada norma atau halal haram. Apapun boleh. Hayosampeyanmilihopo????
AlonMasz Eh
Alkisah ada org jago ngomong, jago nongkrong, jago ngopi, jago arisan, wawasan youtubenya seabrek, semua2 dibawa logika dan selalu "jangan bawa2 agama, paling benci kalongomong agama". Lelaki itu nongkrong di warung kopi, di saku tersimpan uang untuk spp anaknya dan uang buat beli gincu istrinya, rencana bayar besok pagi... Datanglah gadis molek bak bidadari poles make up yg upgrade bekas panunya, merayu beli dagangan krn dia sales. Sejuta rayu, sejuta jurus, sejuta rupiah lepas buat beli rokok elektrik itu. Eh, ternyata benar puncak kenikmatan lelaki di wanita. Di lain tempat, wanita yg pulang arisan tiba2 mendapati suaminya terpeleset duit recehan di teras rumah, suaminya harus periksa IGD. Semua uang suami sudah terlanjur untuk bayar gelang dan kalung emas, baru, untuk istri yang bling2. Diagnosa dokter harus opname, DP kamar harus dibayar. Suami bilang "sayang aku kan? Jual gelang emasmu saja untuk bayar DP". Istri marah2, minta pulang paksa, diputuskan pijet ke dukun beranak saja. Benarlah puncak kenikmatan istri di perhiasan. Memang tidak semua seperti itu atau se ekstrim itu, namun filosofinya... Kecenderungannya...sekecil dan selemahapapun kecenderungannya, Sama seperti apa yg dipelajari di ilmu agama. Bagi yang tak alergi dan tak mengingkari logika dengan logika...
ululazmi
Pada zaman salah satu kekhaliffan Islam, tersebutlah seseorang yang pandai memainkan pisau. Mungkin, kalau sekarang, orang ini berada dalam sebuah group sirkus, namun waktu itu kegiatan orang ini bersifat privat. Sebuah pisau dilemparkannya ke sebuah tonggak atau pohon, tertancap kuat. Pisau berikutnya dilemparkan ke gagang pisau yang tertancap ditonggak tadi, bidikannya sangat tepat dan pisau kedua tertancap lagi dengan kuat. Begitulah seterusnya sampai puluhan pisau tersusun dalam sebuah permainan ketangkasannya. Orang ini sangat dikagumi dan ditonton oleh publik. Rasa bangga bersarang di dada pemain ketangkasan pisau ini sehingga dia mengutus seseorang ke sultan utk memperlihatkan kecakapannya. Pada hari yang ditentukan, Sultan berkenan menontonnya bersama publik. Mulailah orang ini memainkan pisaunya sampai pisau terakhir, sempurna! Lalu Sultan berkata, "inikah kegiatan yang menghabiskan hari-harimu? Sungguh, kamu telah menyia-nyiakan hidupmu dan merusak masyarakat untuk meniru perbuatanmu. Sipir dipanggil sultan untuk memenjarakan orang ini. Sekarang ini sebaliknya, seseorang dengan ketangkasan ujarannya dipelihara raja. Saat ujarannya disadari publik sebagai sebuah hujatan, raja lalu keliling negara minta masyarakat memaafkannya. Raja mengajarkan sebuah kesia-siaan. Mudah-mudahan dijauhkan Tuhan kehidupan destruktif ini dari Indonesia, sehingga negara sejahtera dengan GNP $ 20.000 bisa kita capai dalam 10 tahun.