Membaca CHD tentang amplop...ya begitulah, kita harus belajar bijaksana. Yang utama bila ada pergantian bisa dilakukan dengan damai dan legowo. Saya justru asyik dengan cerber "Siapa membunuh Putri" berdasarkan kisah nyata. Enak dibaca dan perlu, juga selalu ada yang baru (baru kemarin he.he.he). Anu...saya jadi ingat kayak konflik di Daily Planet antara Perry White dan Lois Lane+Clark Kane di film. Saya jadi semangat baca CHD bila ada 2 artikel utama... Tapi, duh.. ada tapinya, dengarkan lagu ini... "Aku moco disway rokokan, ...Bojo ngomel kopi rong sasetan".
Er Gham
Amplop kategori ini diberikan saat pamit. Bersifat pribadi. Berbeda dengan amplop proyek. Walaupun sudah jaman serba digital, amplop proyek lebih 'aman' diberikan dalam bentuk cash. Tidak melalui rekening. Tidak terlacak PPATK. Biasanya juga dihindari untuk diberikan di rumah atau kantor. Lebih aman diberikan saat di parkiran mobil atau dalam mall. Kalo bisa, yang tidak termonitor CCTV. Amplop proyek diberikan sebelum proyek dimulai. Pakai uang pribadi dulu, nanti tinggal dipotong jika uang proyek sudah cair. Dipecah dalam banyak amplop, dengan jumlah nominal yang berbeda. Isi amplop tergantung 'kapasitas' si penerima. Jadi berbeda beda. Misalkan proyek senilai 10 miliar, maka disiapkan amplop 3 miliar. Rugi dong penerima proyek? Ya enggak lah, khan 3 miliar itu nilai mark up nya. Nilai proyeknya sendiri hanya 7 miliar. Jadi dari 3 miliar, disiapkan banyak amplop. Ada yang terima 2 miliar, 500 juta, 100 juta, bahkan ada yang cuma 5 juta. Yang 5 juta diberikan ke kroco kroco kecil. Sedangkan yang terima 2 miliar ini yang biasanya kena OTT KPK. Apakah diberikan sekaligus? Tidak, sesuai proyek berjalan. Ada yang diawal, ada yang di tengah sebagai biaya maintenance, ada pula yang di akhir proyek sebagai pengaman setelah proyek selesai. Apakah ini cerita yang benar? Tentu saja, uraian saya hanya fiksi saja. Hanya imajinasi, karena 'penasaran' tentang bagaimana sih praktek teknis korupsi di negara kita.
Fenny Wiyono
Amplop itu termasuk suap atau tidak adalah pada tujuan di berikannya amplop. apabila Amplop yg di berikan kepada Kiai tersebut tidak membuat penerimanya melawan hati nurani, malawan hukum (negara dan agama) yg berlaku, tidak untuk menindas org yg tidak bersalah, tidak untuk memanipulasi suatu keadaan ya harusnya tidak ada masalah kan??? lagian masa mau kasih kiai di ewer2 kayak org nyawer?
Jokosp Sp
PPP ( Pengikut Partai Paling sak umprit ). Kemarin - kemarin gag jelas mau dibawa ke mana. Ke depan mau ke mana ?
Agus Suryono
PENGGANTIAN KETUM MENJELANG PEMILU.. Kayaknya penggantian KETUM menjelang Pemilu, baik untuk P3. Supaya strategi pemenangan bisa diperbaiki. Terutama, karena pencapaian Pemilu terakhir sangat minim, maka strategi MENCEGAH TERPENTAL dari SENAYAN, harus menjadi PRIORITAS. Tetapi karena pada jaman 3 partai, P3 pernah menang, termasuk mengalahkan Golkar di DKI, maka "MODAL DASAR" itu perlu "DIULIK" lagi. Meskipun sebenarnya, saat itu bisa menang, antara lain, karena unsur yang sekarang ada di PAN, PKS, PKB - semua masih ngumpul di P3. @Ini analisis orang awam..
Em Ha
NITIP TANYA Abah nitip tanya untuk Menkeu ibu SRI MULYANI : Harga Pertalite (SPBU Pertamina) 10.000, sudah disubsidi lebih kurang 3000 sampai 4000 kata bu menteri, karena harga keekonomiannya +/- 14.000 Harga Revvo99 (VIVO) 10.900 setelah diprotes pemerintah, sebelumnya bisa jual lebih murah dari Pertalite. Titip tanya : 1. Berapa sebenarnya besaran subsidi perliter pertalitenya biar tau juga kita berapa besaran duit yang diterima kalau isi BBM? koq bisa swasta jual lebih murah dari harga keekonomian menurut hitungan pemerintah? 2. Waktu harga ICP atau minyak dunia 20-40 dollar perbarel, kenapa tidak dihitung berapa besaran subsidi masyarakat untuk pemerintah atau pertamina.?
Er Gham
Para koruptor misalnya. Saat sekolah SD, SMP, sampai kuliah, mereka adalah orang orang yang polos dan jujur. Tapi sedikit demi sedikit belajar kebohongan demi kebohongan. Sehingga tidak merasa bersalah ketika korupsi.
Dismas Raka
Memang memberi amplop ke ustad atau kyai itu beda dengan suap dan menurut saya baik - baik saja, tapi di zaman yang membingungkan (salah jadi bener, bener jadi salah) ini, lebih baik para ustadz dan kyai menjaga diri untuk tidak menerima langsung hadiah dari jemaahnya, bisa dilewatkan yayasan atau pondok yang dikelola, menurut saya itu lebih elok.
Liam Then