SOLO, RADARTASIK – Festival Payung Indonesia 2022 yang digelar tanggal 2-4 September 2022 di Puro Mangkunegaran, Solo, merupakan kali kelimanya diikuti Sateja Eco Industry dalam event akbar.
Momen silaturahmi dan saling berbagi ilmu dalam dunia payung Indonesia ini, Sateja Eco Industry sebagai perusahaan dari Kota Tasikmalaya, andil memamerkan payung tradisi.
Melalui festival ini, payung tradisi Tasikmalaya mendapat respon postif. Payung tradisi yang mengolaborasikan dengan kain bordiran, ternyata banyak peserta dan pengunjung kian kepincut.
Bagaimana tidak, bagian tudung payung yang biasa terbuat dari kertas, inovasi Sateja Eco Insdustry “mengawinkannya” dengan kain bordir.
BACA JUGA:Lestarikan Payung Geulis, Sateja dan Diskop UMKM Perindag Kota Tasikmalaya Bersinergi
“Kami merupakan satu dari tiga peserta dari Tasikmalaya ini mendapat apresiasi yang luar biasa. Payung tradisi kami diminati pengunjung dari Jakarta dan Bali. Kain bordir yang dipakai pada tudung payung itu, ternyata banyak yang tertarik,” ungkap Okto Handoko Indratama, Owner Sateja Eco Industry, kepada radartasik,disway.id, Minggu 4 September 2022, malam.
Menurutnya, momen festival sebetulnya tidak menitikbertakan pada penjualan produk. Justru dari momen ini, kata dia, silaturahmi dengan beberapa industri payung dari berbagai daerah bisa bersilaturahmi dan berbagi pengalaman.
“Dan ternyata kami merasa bersyukur, payung tradisi Tasikmalaya ini memiliki daya pikat. Sehingga tak heran, pengunjung memesan produk-produk kami ini. Bule Portugal pun membeli produk bambu,” ulas pria berkacamata itu bangga.
Turis asal Portugal tertarik produk bambu dan membelinya dalam event Festival Payung Indonesia.-sateja eco industry fot radartasik.disway,id-
Melengkapi kebahagiaan dalam Festival Payung Indonesia, stan Sateja Eco Industry juga dikunjungi Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.
BACA JUGA:Hebat, 2.350 Payung Geulis Dilukis di Kota Tasikmalaya, Masuk Rekor Muri
Kesempatan baik ini sekaligus menjadi ajang perkenalan produk asli Kota Tasikmalaya kepada putra Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Sebagai bentuk pernghormatan, Owner Sateja Eco Industry memberikan souvenir payung tradisi Kota Tasikmalaya kepada Gibran.
“Itu payung tenun. Kebetulan payung itu pakai boks yang terbuat dari anyaman mendong. Sedangkan payungnya jenis payung tradisi hanya bedanya pada tudung payung memakai kain tenun, bukan kertas atau bordir. Ini lebih antik lagi,” ungkap Okto yang lebih karib disapa Tommy.
Okto merasa bangga kehadiran putra Presiden ke stannya. Dia juga sekaligus memperlihatkan kerajinan bambu hasil produksi Sateja.