JAKARTA, RADARTASIK – Keputusan Kementerian Perhubungan yang membatalkan kenaikan tarif ojek online (ojol) pada 29 Agustus 2022 lalu, dianggap memberatkan bagi driver ojol.
Mereka menilai, rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) harus diimbangi dengan kenaikan tarif ojek online.
Lukman Hery, pengemudi ojol mengatakan merasa tidak mempersoalkan jika harga BBM naik, asalkan tarif ojek online juga naik.
"Okelah, gapapa naik tapi diperhatikan juga masalah pendapatan dari ojek online" ucap Lukman Hery, Kamis 1 September 2022.
BACA JUGA:Order Horor Driver Ojol: Disuruh Pemesan Wanita Kuburkan Mayat Bayi yang Baru Dibunuh
BACA JUGA:Top! Ojol dan Warga Tangkap 2 Pencuri Motor Bersenjata Api
Meskipun kata Lukman Hery kenaikan BBM tidak jadi masalah, Pemerintah harus bisa melihat masyarakat yang terdampak kenaikan BBM ini.
"Harus ada terobosan dari Pemerintah jika ada masyarakat yang terdampak," tambahnya.
Untuk saat ini harga BBM masih stabil dan belum ada informasi resmi terkait kenaikan BBM.
Bagi Lukman, tarif ojol setiap tahunnya menurun dan makin sengsara jika harga BBM justru malah naik.
"Karena yang saya tau tarif ojol dari tahun ke tahun makin menurun, ditambah lagi BBM mau naik, makin sengsara kita," ujarnya.
BACA JUGA:Kisah Driver Ojol Menyelamatkan HP Ade Armando
Lukman berharap pemerintah hadir dan memberikan solusi untuk masyarakat, khususnya yang bekerja sebagai driver ojek online.
"Kalo emang BBM itu naik, perhatikan masyarakat kelas bawah dengan memberikan bantuan sosial yang lain dan jangan jangka pendek, tapi harus jangka panjang," pinta Lukman.
Sedangkan pengemudi ojek online lainnya Agus mengatakan jika BBM naik akan membuat sengsara ojol apalagi sekarang tarifnya masih murah.