Padahal, seharusnya, masyarakat dipertontonkan budaya politik yang lebih substansial, dengan ide besar untuk membawa kemakmuran dan kesejahteraan Indonesia.
Bukan, stagnasi politik, dimana kecintaan pada figur itu mengalahkan segala-galanya.
Artinya, pilihan politik seseorang dangkal karena hanya didasarkan pada apakah sosok yang dipilih kelihatan sederhana, sering aktif berkomunikasi dengan rakyat, sering senyum di depan kamera, tanpa melihat apa sesuatu yang besar, tanpa melihat sesuatu apa yang dikerjakan untuk bangsa dan negara.
BACA JUGA:Polisi Telusuri Penyebab Siswa SMP Ditemukan Tewas Tergantung di Tangga Garasi
“Efeknya masyarakat kita gak rasional, kenapa gak rasional? Karena memang selama ini kita itu dipertontonkan pada satu orkestra politik untuk mencintai satu sosok yang kelihatan dipoles sederhana dan apa adanya, tanpa melihat gagasan-gagasan besar, dan itu yang terjadi sampai sekarang,” tegas Adi Prayitno. (*)